Puisi: Ragu (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Ragu" karya Amir Hamzah menggambarkan perasaan penghormatan, cinta, dan keraguan dalam hati pemuja, serta harapannya untuk menerima ...
Ragu


Asap pujaan bergulung-gulung
naik melingkar kekimu dewa
rasanya hati melambung-lambung
estu kupohonkan akan kurnia.

"Permaisurimu, Uma, sudah kupuja
seroja putih beta sembahkan
sekarang ini wahai Ciwa
pada tuanku beta paparkan".

Wajahnya arca berkilau-kilau
bibir terbuka rupa berkata
giginya tampak bersinar-sinar
bunyi keluar merdu suara.

"Anakku dewi ratna juita
apatah tersimpul di dalam dada
uraikan tuan pada ayahnda
rinduan mana mohonkan sempana?"

Wajahnya jernih gilang gemilang
sentosa semayam di atas durja
padma seraga berbayang-bayang
dikucupi cahaya pernama raya.

Hatinya dayang rasa terbuka
suka dan ria silih berganti
permohonan hati lupa segala
kerana cahaya menimpa diri.

Bibir berpisah melepaskan pelukan
suara lalu meninggalkan simpulan
gadis berkata melayangkan rinduan
"duli" tuanku patik pohonkan.


Sumber: Buah Rindu (1941)

Analisis Puisi:
Puisi "Ragu" karya Amir Hamzah adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan antara seorang pemuja dengan dewa yang dipuja. Puisi ini merangkum tema-tema seperti agama, kepercayaan, cinta, dan pertemuan spiritual.

Ketaatan dan Penghormatan: Puisi ini mencerminkan ketaatan dan penghormatan yang mendalam terhadap dewa. Pemuja, yang mungkin adalah seorang bhakti, dengan penuh rasa hormat memuja dewa yang dipercayainya, dalam hal ini, Ciwa dan Uma. Pemuja ini menjalani ritual upacara pemujaan dengan penuh keyakinan.

Imaji dan Bahasa yang Kuat: Puisi ini menggunakan gambaran yang kuat untuk menggambarkan dewa dan perasaan pemuja. Bahasa yang digunakan oleh Amir Hamzah sangat deskriptif dan indah, menciptakan gambaran yang jelas tentang dewa dan suasana hati pemuja.

Konflik Batin: Puisi ini mencerminkan konflik batin dalam hati pemuja. Meskipun pemuja ingin memohon berkah dan anugerah dari dewa, ada rasa keraguan atau ragu-ragu dalam hatinya. Ini tercermin dalam penggunaan kata "ragu" dalam judul puisi.

Pertemuan Spiritual: Puisi ini menggambarkan pertemuan spiritual antara pemuja dan dewa. Pertemuan ini menciptakan momen sakral yang diwarnai oleh perasaan hormat dan cinta yang mendalam. Ini juga mencerminkan keterhubungan spiritual yang kuat antara manusia dan ilahi.

Penutup yang Penuh Harap: Puisi ini berakhir dengan harapan yang dinyatakan oleh pemuja. Meskipun ada keraguan, ia tetap memohon berkah dan bimbingan dari dewa. Ini menciptakan kesan bahwa pemuja tetap setia dalam kepercayaannya dan berharap untuk menerima kasih sayang dewa.

Puisi "Ragu" karya Amir Hamzah adalah ungkapan yang indah tentang pertemuan spiritual antara seorang pemuja dan dewa yang dipuja. Puisi ini menggambarkan perasaan penghormatan, cinta, dan keraguan dalam hati pemuja, serta harapannya untuk menerima berkah dari dewa. Bahasa yang indah dan deskriptif dalam puisi ini menciptakan suasana yang kuat dan memukau.

Amir Hamzah
Puisi: Ragu
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.