Puisi: Bayang-Bayang (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Bayang-Bayang" karya Diah Hadaning mencampurkan unsur-unsur alam, budaya, dan perasaan pribadi untuk menciptakan gambaran yang kompleks dan ...
Bayang-Bayang


Hutan-hutan kerinduan yang
menyembunyikan bayang-bayang Yogya
menyembunyikan mimpi-mimpi tentang cinta dan angan-angan
menyembunyikan kenyataan yang lambat laun berlumut
karena matahari yang membuat nafas jadi kabut-kabut jingga
lepas dari jiwa yang senyap
ketika duka meluncur dari arah kota
dan Yogya menjadi sebentuk padang gelap
tiba-tiba kau berdiri di sana
kupikir lebih baik segera belanja
atau menerjemahkan dongeng anak-anak
sebelum jari-jari putihmu mencekik nafas kembaraku.


Jakarta, 1978

Analisis Puisi:
Puisi "Bayang-Bayang" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan dan suasana hati penyair dalam sebuah latar belakang alam dan budaya Jawa. Puisi ini mengungkapkan perasaan nostalgia, kerinduan, dan kebingungan.

Bayang-Bayang Yogya: Puisi ini membuka dengan gambaran tentang "hutan-hutan kerinduan" yang menyembunyikan "bayang-bayang Yogya." Yogya dalam puisi ini mungkin merujuk pada Yogyakarta, kota di Indonesia dengan warisan budaya yang kaya. Bayang-bayang Yogya menciptakan gambaran akan kenangan dan nostalgia akan tempat tersebut.

Makna Budaya: Puisi ini merujuk pada elemen budaya Jawa, dengan menyebutkan "mimpi-mimpi tentang cinta dan angan-angan." Hal ini menunjukkan adanya pengaruh budaya dan tradisi dalam pengalaman penyair.

Perubahan Suasana: Puisi ini menciptakan perubahan suasana dari kerinduan dan keinginan untuk "segera belanja" atau "menerjemahkan dongeng anak-anak" menjadi perasaan kebingungan dan ketidakpastian. Hal ini tercermin dalam perubahan gambaran Yogya dari tempat yang indah menjadi "sebentuk padang gelap."

Kemunculan Seseorang: Puisi ini mencapai puncaknya ketika seseorang muncul di tengah perubahan suasana. Seseorang ini mungkin memiliki peran penting dalam perasaan penyair dan muncul secara mendadak dalam puisi, mengganggu kebingungan dan perasaan yang ada sebelumnya.

Konflik Batin: Puisi ini menggambarkan konflik batin penyair antara perasaan nostalgia, kerinduan akan tempat dan budaya, dan perasaan bingung yang mungkin timbul karena perubahan dalam kehidupannya.

Puisi "Bayang-Bayang" adalah karya yang menciptakan gambaran akan perasaan penyair yang berubah-ubah dan konflik batin yang dialaminya. Puisi ini mencampurkan unsur-unsur alam, budaya, dan perasaan pribadi untuk menciptakan gambaran yang kompleks dan penuh makna tentang pengalaman manusia.

"Puisi: Bayang-Bayang (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Bayang-Bayang
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.