Puisi: Sajak Diam (Karya Diah Hadaning)

Puisi: Sajak Diam Karya: Diah Hadaning
Sajak Diam


Diam laut
ada damai di hati penghuni kampung nelayan
diam kota
ada gelisah yang menjaring bara-bara
diam dusun
ada resah di kerut kening petani muda
diam bukit
ada rindu bocah-bocah telanjang akan satu perbaikan
tapi diamku dan diammmu, saudaraku
ada malam panjang tanpa kepak kelelawar
ada kelumpuhan yang menggelepar
ada gelas bening yang jatuh ambyar
datanglah ke kamarku yang putih 
jangan sendiri tapi bawa kerabatmu
kita duduk berhimpitan di lantai yang dingin bersih
setelah mengubur diam di belukar sana
kita 'nyalakan api di tungku kecil yang temaram?
atau kita hidupkan neon agar benderang?
dan kita saling senyum-saling jabat-saling pandang
kau lihatlah
diam tak ada lagi di sudut paling kelam dari hati
diam tak ada lagi di ujung jari saling genggam
diam tak ada lagi di ujung kaki saling sentuh
diam tak ada lagi di pelupuk mata saling kerjap
diam tak lagi berarti emas:silent is gold
diam tak berarti mati : silent is death
malam ini kita nyanyikanlah
sayonara dan aloha oe
kepada diam sang penjara sukma.


Jakarta, 1979

"Puisi: Sajak Diam (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Sajak Diam
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.