Puisi: Gumamku, ya Allah (Karya W.S. Rendra)

Melalui penggunaan bahasa yang puitis, W.S. Rendra berhasil menyampaikan pemikiran dan perasaannya yang dalam tentang spiritualitas, pencarian ....
Gumamku, ya Allah


Angin dan langit dalam diriku,
gelap dan terang di alam raya,
arah dan kiblat di ruang dan waktu,
memesona rasa duga dan kira,
adalah bayangan rahasia kehadiran-Mu, ya Allah!

Serambut atau berlaksa hasta
entah apa bedanya dalam penasaran pengertian.
Musafir-musafir yang senantiasa mengembara.
Umat manusia tak ada yang juara.
Api rindu pada-Mu menyala di puncak yang sepi.

Semua manusia sama tidak tahu dan sama rindu.
Agama adalah kemah para pengembara.
Menggema beragam doa dan puja.
Arti yang sama dalam bahasa-bahasa berbeda.

Jakarta, 28 Mei 1983

Sumber: Doa untuk Anak Cucu (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Gumamku, ya Allah" karya W.S. Rendra menghadirkan suatu eksplorasi mendalam terhadap dimensi spiritualitas dan kekuatan bahasa.

Hubungan dengan Alam Raya: Puisi ini dibuka dengan merangkai hubungan antara diri penulis dengan alam raya. Angin, langit, arah, dan kiblat dijadikan metafora untuk mengeksplorasi dimensi spiritual dan keberadaan Tuhan dalam segala hal.

Bayangan Rahasia Kehadiran Allah: Penggunaan bahasa metaforis, seperti "bayangan rahasia kehadiran-Mu," menciptakan atmosfer misteri dan keagungan akan Tuhan. Puisi ini mengeksplorasi konsep ketuhanan sebagai suatu rahasia yang mendalam dan tak tergambarkan sepenuhnya oleh kata-kata.

Serambut dan Berlaksa Hasta: Penggunaan kontras antara "serambut" dan "berlaksa hasta" memberikan dimensi relatif terhadap eksistensi manusia. Hal ini menggambarkan ragam dan kompleksitas manusia yang selalu berada dalam pencarian dan kebingungan akan makna hidup.

Musafir-Musafir Pengembara: Puisi merangkum kehidupan manusia sebagai perjalanan spiritual, dengan setiap individu sebagai musafir pengembara. Konsep ini mencirikan perjalanan panjang menuju makna hidup dan pencarian akan Tuhan.

Api Rindu pada-Mu: "Api rindu pada-Mu" menggambarkan hasrat spiritual yang menyala di dalam diri. Penggunaan api sebagai metafora menunjukkan intensitas dan kekuatan rindu akan Tuhan yang menguasai pikiran dan perasaan penulis.

Agama sebagai Kemah Para Pengembara: Penggambaran agama sebagai "kemah para pengembara" menyoroti sifat universal dan inklusif agama. Ini menciptakan pemahaman bahwa meskipun beragam, agama-agama bersatu dalam suatu kepercayaan dan pencarian akan Tuhan.

Bahasa sebagai Medium Pencarian: Penggunaan bahasa yang kaya dan metaforis menciptakan keindahan dan kekuatan dalam ekspresi. Puisi ini menunjukkan bahwa bahasa bukan hanya sebagai medium komunikasi, tetapi juga sebagai alat untuk menjelajahi dimensi spiritual dan keagungan Tuhan.

Kesamaan dalam Rasa dan Rindu: Puisi menekankan kesamaan di antara umat manusia, yang "sama tidak tahu dan sama rindu." Ini menggambarkan persatuan di dalam keragaman, di mana semua manusia memiliki ketidakpastian dan keinginan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Melalui penggunaan bahasa yang puitis, W.S. Rendra berhasil menyampaikan pemikiran dan perasaannya yang dalam tentang spiritualitas, pencarian makna hidup, dan keberadaan Tuhan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hakikat eksistensi dan keberagaman dalam mencari kebenaran spiritual.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Gumamku, ya Allah
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.