Puisi: Ziarah (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Ziarah" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana dan makna dari sebuah ziarah, sebuah kunjungan ke .....
Ziarah
Terkenang Sultan Hasanudin

Ah debu namanya
Yang menyanyikan daunan gugur
Gelisah ranting-ranting terasa
Pada siang di pekuburan
Dan gadis-gadis datang
Menjelma selendang ungu
Sementara di perbukitan
Menderu burung derkuku
Ah, debu juga namanya
Yang mengabarkan Ziarah itu
Siang jadi berarti
Dalam busukan kembang-kembang
Badik yang tidur akan bangun 
Hanya menunggu Sangkakala.

Sumber: Berlayar di Pamor Badik (1994)

Analisis Puisi:
Puisi "Ziarah" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana dan makna dari sebuah ziarah, sebuah kunjungan ke kuburan atau tempat suci dengan tujuan spiritual atau religius. Melalui gambaran alam dan adegan yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti ziarah, kematian, dan hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas.

Tema Ziarah dan Kematian: Tema utama dalam puisi ini adalah ziarah dan kematian. Puisi ini menggambarkan suasana ziarah di pekuburan, di mana ada debu yang menyanyikan daunan gugur dan gelisah ranting-ranting. Ziarah seringkali berkaitan dengan keagamaan dan spiritualitas, di mana orang datang untuk menghormati orang yang telah meninggal dan merenungkan arti hidup dan kematian.

Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini menggambarkan hubungan erat antara manusia dan alam. Debunya, daunan gugur, ranting-ranting yang gelisah, dan burung derkuku yang menderu semua merujuk pada unsur-unsur alam yang turut hadir dalam suasana ziarah. Ini menciptakan gambaran alam yang hidup dan ikut berpartisipasi dalam momen spiritual manusia.

Kehidupan dan Kematian: Puisi ini menciptakan perpaduan antara kehidupan dan kematian. Gadis-gadis yang datang dengan selendang ungu menggambarkan kehidupan yang masih berjalan, sementara pekuburan dan kembang-kembang busuk menggambarkan kematian. Kontras antara kehidupan dan kematian ini menjadi bagian integral dalam suasana ziarah.

Spiritualitas dan Pengharapan: Puisi ini juga mengandung elemen spiritualitas dan pengharapan. Ada rasa pengharapan yang ditunjukkan melalui frasa "Badik yang tidur akan bangun / Hanya menunggu Sangkakala." Frasa ini menciptakan gambaran bahwa meskipun kematian ada di sekitar, ada keyakinan akan kebangkitan dan harapan akan masa depan.

Puisi "Ziarah" oleh D. Zawawi Imron adalah karya yang menggambarkan atmosfer ziarah dan berbicara tentang hubungan manusia dengan alam, kehidupan, kematian, dan spiritualitas. Melalui gambaran alam dan suasana yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna hidup dan kematian, serta hubungan yang mendalam antara manusia dan alam.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Ziarah
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.