Puisi: Gonggong Anjing (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Gonggong Anjing" karya Sapardi Djoko Damono mengeksplorasi hubungan antara alam dan manusia serta memunculkan pertanyaan mengenai sumber ...
Gonggong Anjing
(untuk Rizki)


gonggong anjing itu mula-mula lengket di lumpur lalu merayapi pohon cemara dan tergelincir terbanting di atas rumah menyusup lewat celah-celah genting bergema dalam kamar demi kamar tersuling lewat mimpi seorang anak lelaki

"siapa itu yang bernyanyi bagai bidadari?" tanya sunyi


1982

Sumber: Perahu Kertas (1983)

Analisis Puisi:
Puisi "Gonggong Anjing" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menciptakan gambaran yang indah dan unik tentang suara anjing yang berkelit melalui berbagai elemen alam. Puisi ini mengeksplorasi hubungan antara alam dan manusia serta memunculkan pertanyaan mengenai sumber suara yang misterius dan merdu.

Struktur dan Gaya Bahasa

  1. Imaji yang Kaya: Puisi ini menggunakan imaji yang kaya, seperti "lumpur," "pohon cemara," "rumah," dan "genting," untuk menciptakan gambaran yang hidup tentang perjalanan suara anjing melalui berbagai elemen alam dan bangunan.
  2. Personifikasi Anjing: Anjing dalam puisi ini diberikan sifat-sifat manusia. Anjing "lengket di lumpur," "merayapi pohon cemara," dan "tersuling lewat mimpi seorang anak lelaki." Ini memberikan karakter dan kehidupan pada suara anjing.
  3. Pertanyaan Retorika: Puisi mengakhiri dengan pertanyaan retoris, "siapa itu yang bernyanyi bagai bidadari?" yang menimbulkan rasa keheranan dan misteri terkait dengan sumber suara yang didengar.

Tema Utama

  1. Hubungan Alam dan Manusia: Puisi ini mengeksplorasi hubungan yang kompleks antara alam dan manusia. Suara anjing yang melintasi berbagai elemen alam dan meresap ke dalam rumah menciptakan hubungan akrab antara alam dan kehidupan manusia.
  2. Misteri dan Keheranan: Puisi ini menciptakan rasa misteri dan keheranan melalui suara anjing yang tiba-tiba muncul dan menggema di berbagai tempat. Pertanyaan retoris pada akhir puisi menekankan rasa tidak mengerti terhadap sumber suara tersebut.
  3. Imajinasi dan Mimpi Anak-Anak: Suara anjing yang "tersuling lewat mimpi seorang anak lelaki" menyoroti peran imajinasi dan mimpi anak-anak dalam menciptakan pengalaman yang luar biasa dan magis.

Makna

  1. Keberadaan yang Meresap: Puisi ini menciptakan gambaran tentang suara anjing yang tidak hanya terdengar, tetapi juga meresap dan hadir di berbagai tempat. Hal ini mencerminkan keberadaan alam yang bisa merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari manusia.
  2. Pertanyaan Mengenai Keberadaan: Pertanyaan retoris pada akhir puisi menciptakan ruang untuk refleksi dan interpretasi yang berbeda. Siapa yang bernyanyi seperti bidadari? Pertanyaan ini mendorong pembaca untuk memikirkan sumber keberadaan yang mungkin lebih dari sekadar suara anjing.
  3. Magis dalam Keseharian: Puisi ini menunjukkan bahwa keajaiban bisa ditemukan dalam momen-momen sehari-hari, seperti suara anjing yang terdengar seperti bidadari. Ini merangsang imajinasi dan membuka mata pembaca terhadap keindahan yang tersembunyi di sekitar mereka.
Puisi "Gonggong Anjing" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang menciptakan suasana misterius dan penuh keheranan melalui deskripsi suara anjing yang unik. Dengan memadukan elemen alam dan imajinasi anak-anak, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang keberadaan keindahan dan keajaiban dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Gonggong Anjing
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.