Puisi: Ranggawarsita (Karya Agus R. Sarjono)

Puisi "Ranggawarsita" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah refleksi kritis terhadap kondisi zaman dan politik di Indonesia, dengan merujuk pada .....
Ranggawarsita


Zaman edan yang bahagia,
di manakah
 gerangan Ranggawarsita?

Sunyaruri seisi negeri.
Siapa bertahta
 di ujung harta?
Tanduk-tanduk partai,
mengusung dua ratus juta telur sangsai
ke rumah gadai.
Alangkah eling dan waspada
bagi setiap peluang yang ada.

Sunyaruri segala mimpi.
Harapan lama
 bagai bendera di malam badai:
berkibaran
 
dan kusut masai.
Pengadilan dan gunung api
melontarkan magma dan debu ke udara
lantas mengendap di paru-paru negara
: pengap dan menyesakkan dada.

Zaman edan yang bahagia,
di manakah 
gerangan Ranggawarsita?


Sumber: Lumbung Perjumpaan (2011)

Analisis Puisi:
Puisi "Ranggawarsita" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah refleksi kritis terhadap kondisi zaman dan politik di Indonesia, dengan merujuk pada sosok Ranggawarsita, seorang pujangga Jawa dari abad ke-19 yang dikenal sebagai penulis serat-serat Jawa. Puisi ini menggambarkan perbandingan antara zaman Ranggawarsita dan zaman sekarang, menyoroti perubahan sosial dan politik serta mengekspresikan kerinduan akan kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih dalam dalam konteks zaman yang bergejolak.

Pencarian Identitas Zaman dan Sosok Ranggawarsita: Puisi ini mengawali dengan pertanyaan retoris yang mencerminkan kegelisahan dan pencarian identitas zaman. Penyair mempertanyakan di mana Ranggawarsita, menunjukkan harapan untuk menemukan kearifan dan kebijaksanaan dalam konteks zaman yang kacau. Sosok Ranggawarsita dianggap sebagai lambang kebijaksanaan dan pemahaman dalam teks-teks Jawa yang kaya akan nilai dan filosofi.

Sunyaruri: Kata "sunyaruri" digunakan untuk menggambarkan sunyi dan kesunyian yang meliputi negeri. Ini bisa diartikan sebagai keheningan masyarakat atau kehilangan arah dalam konteks zaman yang cemas dan penuh pertentangan. Keadaan ini juga mengejutkan pembaca dengan bertanya-tanya tentang siapa yang benar-benar memegang kekuasaan dan harta di negeri ini.

Kritik Politik dan Sosial: Puisi ini mengekspresikan kritik terhadap politik dengan menggambarkan "tanduk-tanduk partai" yang membawa "dua ratus juta telur sangsai" ke rumah gadai. Metafora ini mengindikasikan bahwa politik telah mengabaikan kepentingan rakyat dan lebih fokus pada keuntungan pribadi atau kelompok. Puisi ini menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi politik yang korup dan serba salah arah.

Ketidakpastian dan Kekacauan: Puisi ini menggambarkan suasana yang penuh ketidakpastian dan kekacauan. Harapan yang tadinya berkibar seperti bendera di malam badai, kini terlihat "kusut masai". Pengadilan dan gunung api digambarkan sebagai simbol bencana dan konflik yang terus mengancam negeri, menciptakan atmosfer pengap dan penuh kegelisahan.

Kerinduan akan Kebijaksanaan: Puisi ini mencerminkan rasa kerinduan akan pemahaman mendalam dan kebijaksanaan yang diperlukan dalam menghadapi zaman yang bergejolak. Ranggawarsita dianggap sebagai representasi kebijaksanaan dan kearifan yang hilang dalam konteks zaman edan ini.

Puisi "Ranggawarsita" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah kritik sosial yang melalui perbandingan antara zaman Ranggawarsita dan zaman sekarang, mencerminkan kegelisahan dan keprihatinan terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia. Puisi ini menyoroti hilangnya kebijaksanaan dan pemahaman dalam zaman yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan.

Agus R. Sarjono
Puisi: Ranggawarsita
Karya: Agus R. Sarjono

Biodata Agus R. Sarjono:
  • Agus R. Sarjono lahir pada tanggal 27 Juli 1962 di Ban­dung, Jawa Barat, Indonesia.
  • Agus R. Sarjono aktif menulis puisi, esai, cerpen, kritik, dan drama. Ia juga dikenal sebagai editor dan penerjemah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.