Puisi: Dari Kandang ke Ladang (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Dari Kandang ke Ladang" karya D. Zawawi Imron menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang dari pengalaman keterbatasan menuju ..
Dari Kandang ke Ladang
Buat Amang Rahman


Sekitar kandang itu mekarlah kesegaran
Harapan di ujung jangkauan
menyiduk-nyiduk gelagat danau

(Anak-anak lapar menjilat langit biru
membatalkan sujudku semalam penuh
Siang itu cuaca tersiram susu
Mesjidku jadi megah
tegak di delta sungai jiwaku
Di sini 'kan kuucapkan sejuta bisik
buat mengetuk semesta pintu)

Dari kandang itu ke ladang
berguna sebuah titian
Di bawahnya jurang maha dalam 
tempat mencuci perasaan.


1978

Sumber: Bulan Tertusuk Lalang (1982)

Analisis Puisi:
Puisi "Dari Kandang ke Ladang" karya D. Zawawi Imron adalah karya sastra yang menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seseorang dari pengalaman keterbatasan menuju kebebasan dan pemahaman yang lebih dalam. Puisi ini memadukan elemen alam, spiritualitas, dan kehidupan sehari-hari untuk mengungkapkan pesan yang dalam.

Transformasi Emosional: Puisi ini menggambarkan perjalanan dari "kandang" menuju "ladang," yang dapat diartikan sebagai perjalanan dari pembatasan dan keterbatasan menuju kebebasan dan pemahaman yang lebih luas. Perubahan ini tercermin dalam kata-kata "mekarlah kesegaran" dan "harapan di ujung jangkauan." Penulis menggambarkan perjalanan ini sebagai suatu transformasi dari rasa terkekang menjadi lebih bebas dan optimis.

Pengalaman Anak-Anak: Anak-anak dalam puisi ini menjadi simbol ketulusan dan kemurnian. Mereka dilukiskan "lapar menjilat langit biru," menggambarkan semangat dan keingintahuan mereka yang tiada batas. Hal ini mungkin merujuk pada sifat alami anak-anak yang masih bebas dari beban dan hambatan dunia dewasa, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk melihat keindahan dan harapan dalam segala hal.

Simbolisme Mesjid: Puisi ini juga menciptakan gambaran tentang mesjid yang megah di delta sungai jiwaku. Mesjid, sebagai tempat ibadah, sering kali dihubungkan dengan spiritualitas dan penghubung antara manusia dan Tuhan. Keberadaan mesjid yang megah dapat diartikan sebagai simbol hubungan yang kuat antara penulis dengan Tuhan.

Pengalaman Pribadi dan Alam: Penulis mengaitkan perjalanan emosional ini dengan alam. Kata-kata seperti "gelagat danau," "sungai jiwaku," dan "jurang maha dalam" memberikan gambaran alam yang kuat dan mendalam. Ini menciptakan ikatan antara perjalanan internal penulis dengan alam, menggambarkan bagaimana alam dapat menjadi cermin dan pengiring bagi perubahan emosional dan spiritual.

Puisi "Dari Kandang ke Ladang" menggambarkan perjalanan transformasi emosional dan spiritual dari pembatasan menuju kebebasan dan pemahaman yang lebih dalam. Dengan menggunakan simbol-simbol alam dan elemen spiritual, penulis menyampaikan pesan tentang pemahaman diri, kebebasan, dan harapan melalui perjalanan internal dan pengalaman alam. Puisi ini merangkum perubahan yang terjadi dalam diri penulis dan mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti mendalam dari setiap perubahan dan transformasi dalam kehidupan.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Dari Kandang ke Ladang
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.