Puisi: Tekukur (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Tekukur" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan momen sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki makna mendalam tentang ....
Tekukur

Kautembak tekukur itu. Ia tak sempat terkejut, beberapa
    lembar bulunya lepas; mula-mula terpencar
    di sela-sela jari angin, satu-dua lembar
    sambar-menyambar sebentar, lalu bersandar pada
    daun-daun rumput. "Kena!" serumu.
Selembar bulunya ingin sekali mencapai kali itu agar bisa
    terbawa sampai jauh ke hilir, namun angin hanya
    meletakkannya di tebing sungai. "Tapi ke mana
    terbang burung luka itu?" gerutumu.
Tetes-tetes darahnya melayang: ada yang sempat melewati
    berkas-berkas sinar matahari, membiaskan warna
    merah cemerlang, lalu jatuh di kuntum-kuntum
    bunga rumput.
"Merdu benar suara tekukur itu," kata seorang gadis kecil
    yang kebetulan lewat di sana; ia merasa tiba-tiba
    berada dalam sebuah taman bunga.

1983

Sumber: Mata Jendela (2001)

Analisis Puisi:
Puisi "Tekukur" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan momen yang sederhana namun penuh makna dalam kehidupan sehari-hari. Puisi ini menangkap perasaan dan refleksi melalui gambaran seekor burung tekukur yang terkena tembakan.

Makna dan Kepentingan Detil: Puisi ini membahas momen kecil ketika seorang pemburu menembak seekor tekukur. Namun, dalam momen tersebut, ada banyak detil dan perasaan yang dipahami dan dirasakan oleh pembaca. Hal ini mengingatkan kita untuk memperhatikan keindahan dalam momen-momen sederhana dalam hidup.

Simbolisme Burung Tekukur: Tekukur dalam puisi ini dapat dianggap sebagai simbol keindahan alam dan kehidupan yang hancur oleh tindakan manusia. Tembakan yang mengenainya menciptakan gambaran akan kerusakan dan kematian yang disebabkan oleh tindakan manusia terhadap lingkungan.

Efek terhadap Lingkungan: Puisi ini menyoroti dampak tindakan manusia terhadap alam. Tembakan yang menyebabkan tekukur terluka dan tetes darahnya yang jatuh di bunga rumput menggambarkan bagaimana tindakan manusia dapat merusak keindahan alam.

Ketidaksengajaan: Pemburu mungkin tidak memiliki niat jahat saat menembak tekukur, namun tindakannya tetap memiliki dampak negatif. Hal ini bisa menjadi peringatan akan pentingnya kehati-hatian dan kepedulian terhadap alam.

Reaksi Seorang Gadis Kecil: Reaksi seorang gadis kecil yang lewat di tempat tersebut menyoroti bagaimana anak-anak cenderung memiliki pandangan yang lebih sederhana dan terhubung secara alami dengan alam. Gadis kecil ini merasa seperti berada di taman bunga, menunjukkan bahwa keindahan alam bisa lebih dihargai oleh anak-anak.

Puisi "Tekukur" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan momen sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki makna mendalam tentang hubungan manusia dengan alam. Puisi ini mengingatkan kita untuk lebih memperhatikan dan menghargai keindahan alam serta merenungkan dampak tindakan manusia terhadap lingkungan. Selain itu, puisi ini menyoroti bagaimana anak-anak cenderung memiliki pandangan yang lebih tulus terhadap alam.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Tekukur
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.