Puisi: Lagu Serdadu (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Lagu Serdadu" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan gambaran perasaan dan pengalaman seorang serdadu atau .....
Lagu Serdadu


Kami masuk serdadu dan dapat senapan
ibu kami nangis tapi elang toh harus terbang.
Yoho, darah kami campur arak!
Yoho, mimpi kami patung-patung dari perak!

Nenek cerita pulau-pulau kita indah sekali.
Wahai, tanah yang baik untuk mati!
Dan kalau kutelentang dengan pelor timah
cukillah ia bagi putraku di rumah.


Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Lagu Serdadu" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan gambaran perasaan dan pengalaman seorang serdadu atau prajurit dalam konteks perang. Puisi ini menggambarkan realitas yang keras dan pahit dari kehidupan militer serta mengajak pembaca untuk merenungkan dampak perang pada individu dan masyarakat.

Gambaran Kehidupan Serdadu: Puisi ini menggambarkan serdadu sebagai individu yang memasuki dunia militer dan mendapatkan senapan. Namun, langkah ini dihadapi dengan perasaan konflik antara tugas yang diemban dan tanggung jawab kepada keluarga. Ibu serdadu merasa sedih, tetapi bagian terakhir dari baris pertama menekankan bahwa serdadu harus melaksanakan tugasnya seolah-olah itu adalah tindakan alamiah seperti elang yang terbang.

Keberanian dan Pemberontakan: Puisi ini menciptakan suasana keberanian dan pemberontakan dalam hal "darah kami campur arak" dan "mimpi kami patung-patung dari perak." Frasa-frasa ini mungkin merujuk pada semangat perlawanan atau keteguhan hati serdadu dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan dan ketidakpastian. Arak mungkin melambangkan semangat dan kekuatan, sementara "patung-patung dari perak" mungkin merujuk pada sikap yang tidak dapat digoyahkan.

Mengenang Keindahan dan Kematian: Puisi ini menggambarkan seorang nenek yang bercerita tentang keindahan pulau-pulau kepada serdadu. Namun, kata-kata "Wahai, tanah yang baik untuk mati!" menggambarkan cara yang keras untuk menghadapi kematian. Ini mungkin merujuk pada pengorbanan yang serdadu hadapi dalam perang, serta sikap yang menghadapi kematian dengan tegar.

Refleksi tentang Perang: Puisi ini membawa pembaca untuk merenungkan efek perang pada individu dan masyarakat secara umum. Pergiliran antara gambaran keberanian dan perjuangan dengan realitas kehilangan dan kematian menggambarkan kompleksitas pengalaman dalam situasi perang. Puisi ini juga mencoba memahami bagaimana perang mempengaruhi jiwa dan semangat serdadu.

Gaya Bahasa: Gaya bahasa dalam puisi ini terasa sederhana dan lugas, tetapi memiliki dampak emosional yang kuat. Penggunaan kata-kata dan perbandingan dalam puisi ini menghasilkan efek visual yang kuat, sehingga memungkinkan pembaca merasakan pengalaman dan perasaan serdadu.

Puisi "Lagu Serdadu" oleh W.S. Rendra adalah karya sastra yang memperlihatkan perasaan, pengalaman, dan perjuangan seorang serdadu dalam situasi perang. Dengan memadukan gambaran keberanian, pemberontakan, dan refleksi tentang perang, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak perang pada individu serta menggambarkan kesejatian dan kompleksitas pengalaman manusia dalam situasi ekstrim.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Lagu Serdadu
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.