Puisi: Para Pembakar Ombak (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Para Pembakar Ombak" karya Dorothea Rosa Herliany menggambarkan perjalanan batin seseorang yang dipenuhi dengan kerinduan, pertanyaan ...
Para Pembakar Ombak

Seketika ufuk menderas, hingga senja bergetar
tepian jiwa laksana laut samar
'niti bahtera punya saudara kembar
Nuh dan sejuta silsilah pudar.

Dari hulu ke hilir mengendarai jejak matahari
tuan datang dari kedalaman perigi
luluh lantak dalam rindu tak bertepi
berjalan dari jejak 'ngarungi sekujur jarak hari
menempuh perjalanan sunyi.

Mengapa ibu tak pulang
pergi jauh mengandung rindu, teman
tinggal bau air mata
riuh duka tepi taman.

Mungkin dia  mencari surga
Tuhan masih setia meletakkan
pada bagian terdalam dari iman.

Hingga tepi raga
nyanyi luka yang perih
sejauh tembang
yang kita dengar dari buritan.

Diri pun lelah: ayah senantiasa mengirim serapah
dan kita selalu memilih diam. sebisu kenangan ....

Jakarta, 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Para Pembakar Ombak" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya yang sarat dengan gambaran alam dan emosi manusia. Dalam puisi ini, Herliany menggambarkan perjalanan batin seseorang yang dipenuhi dengan kerinduan, pertanyaan tentang keberadaan, dan refleksi tentang hubungan dengan orang tua.

Gambaran Alam dan Perjalanan Batin: Melalui gambaran alam seperti laut, matahari, dan perjalanan yang panjang, Herliany menciptakan sebuah suasana yang membingkai perjalanan batin seseorang. Laut, dengan samudera dan ombaknya, menjadi metafora bagi kompleksitas emosi dan perjalanan hidup yang penuh tantangan.

Kerinduan dan Pertanyaan tentang Keberadaan: Puisi ini dipenuhi dengan kerinduan akan keberadaan seseorang yang hilang, seperti ibu yang pergi jauh. Tidak hanya fisik, tetapi juga kerinduan akan kehadiran spiritual dan keberadaan surga ("Mungkin dia mencari surga / Tuhan masih setia meletakkan / pada bagian terdalam dari iman"). Pertanyaan tentang tujuan dan makna keberadaan juga tersirat dalam puisi ini.

Hubungan dengan Orang Tua: Melalui ungkapan tentang ayah yang mengirimkan serapah dan kerinduan akan ibu yang pergi, puisi ini menggambarkan dinamika hubungan dengan orang tua. Konflik, kesedihan, dan kehampaan dalam hubungan ini tercermin dalam suasana yang suram dan puitis.

Kelelahan dan Diam: Akhir puisi menyoroti kelelahan dan kehampaan yang dirasakan oleh subjek puisi, yang merasa terhimpit antara serapah ayah dan keheningan yang dipilih untuk menghindari konflik. Diam juga mencerminkan kebisuan akan kenangan yang menyakitkan dan tidak terucapkan.

Pesan dan Makna: Puisi "Para Pembakar Ombak" menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual yang kompleks, serta refleksi tentang hubungan manusia dengan alam dan dengan diri mereka sendiri. Pesan tentang kerinduan, kehilangan, dan pertanyaan tentang keberadaan manusia dihadirkan secara puitis dan mendalam dalam puisi ini.

Puisi "Para Pembakar Ombak" adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan batin seseorang melalui gambaran alam yang kuat dan refleksi emosional yang mendalam. Dengan citra yang kaya dan bahasa yang puitis, Herliany mengundang pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, keberadaan, dan hubungan manusia dengan alam dan dengan diri mereka sendiri.

"Puisi: Para Pembakar Ombak (Karya Dorothea Rosa Herliany)"
Puisi: Para Pembakar Ombak
Karya: Dorothea Rosa Herliany
© Sepenuhnya. All rights reserved.