Puisi: Apartemen Identitas (Karya Afrizal Malna)
Puisi: Apartemen Identitas
Karya: Afrizal Malna
Apartemen Identitas
Aku ingin bisa melihat angin. Melihatnya. Menggenggamnya. Menatapnya. Menghembuskan setiap pecahan aku ke aku yang lain. Biji-biji bahasa berjatuhan. Seseorang melihatku melalui mata sebuah bangsa dari jendela apartemennya, di jalan Eugene Sue, telah berlalu meninggalkan yang telah berlalu. Empat kelompok angin besar, kelabu, bergerak. Membuat perempatan angin di langit. Kelompok awan putih di baliknya, menyimpan perpustakaan Utara dan Selatan. Bergerak dari empat arah. Biji-biji bahasa memecah identitas, kamus-kamus tercabik, setelah Perancis dan Afrika. Malam datang bersama suara ambulans. Kita belajar sendiri-sendiri ketika bersama. Udara dari tubuhmu membuat biji-biji bahasa tumbuh di atas debu-debu yang berkumpul di balkon apartemen. Asap tembakau menjemput seorang penyair yang bermukim dalam tas kopernya. Burung-burung, anak-anak musim yang setia, menjaganya dengan cerita-cerita botanikal. Penggaris yang mengukur kematian, dan pidato seorang pengangguran di kereta Metro, melintasi stasiun Stalingrad.
Apartemen itu berisi:
-
Pemberontakan tali sepatu daerah kubusmu
-
Slide cincin pernikahan di atas lidah
-
Tarian tak selesai Henri Matisse
-
Bunga-bunga bunuh diri di Saint Muchel, Notre-Dame
-
Seorang tua berkulit hitam bicara dengan dua tas besarnya di Stasiun metro, Duroc
-
Kematian post-modernisme dalam aliran keuangan internasional.
Alarm apartemen merontokkan semua bunyi di dinding, minyak goreng yang hangus di kompor elektrik. Asapnya menggumpal, tak bisa kulihat, tak bisa kugenggam, tak bisa kutatap, menjemput identitas dalam tas koper yang terus bergerak tanpa rekening bank. Membuat perempatan angin untuk potret-potret luka setiap bangsa.
Lupakan aku. Lupakan aku, setelah semua kultur membisu.
Sumber: Kompas (Minggu, 3 Februari 2013)
Puisi: Apartemen Identitas
Karya: Afrizal Malna
Biodata Afrizal Malna:
- Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.