Puisi: Setelah Perjumpaan Ini (Karya Acep Syahril)

Puisi "Setelah Perjumpaan Ini" karya Acep Syahril merupakan sebuah karya sastra yang sarat dengan gambaran-gambaran penuh emosi dan kegelisahan ...
Setelah Perjumpaan Ini
(Bersama: Wiji Thukul & Sosiawan Leak)


Setelah perjumpaan ini aku tak tau seberapa
lama lagi kau bisa mencium aroma matahari selain
wangi popor senjata atau amis sepatu serdadu wagu
yang tak mengerti cara bersenda
setelah pertemuan ini aku tak tau seberapa lama
lagi kau bisa mencium aroma bintang-bintang
selain amis keringat pecundang atau bau busuk
nafas mata-mata yang mengendap-endap di sekitar
persembunyian kita kawan setelah perjumpaan ini
aku tak tau seberapa lama lagi kau bisa mencium
aroma bulan selain pantul cahaya 500 watt
di ruang proses cuci otak berukuran 2x2 meter
dengan kata-kata jorok yang berlompatan dari
mulut busuk introgator kelas teri dan memotong-
motong 70 juta sel syaraf di kepalamu setelah
perjumpaan ini aku tak tau seberapa lama lagi
kau bisa menyentuh anak dan membenamkan diri
di tubuh istrimu selain bau kezaliman potongan
urat nadi suntik mati amunisi yang menembus
tengkorak kepalamu atau krematorium nyanyian babi.

Setelah perjumpaan ini aku tak tau
bagaimana nasibmu kawan.


Solo, Jakarta, Indramayu

Sumber: Kompas (25/06/2009)


Analisis Puisi:
Puisi "Setelah Perjumpaan Ini" karya Acep Syahril merupakan sebuah karya sastra yang sarat dengan gambaran-gambaran penuh emosi dan kegelisahan terhadap pengalaman perjumpaan yang berpotensi penuh dengan bahaya dan kekerasan. Puisi ini menggambarkan efek dan dampak dari perjumpaan tersebut, baik secara fisik maupun emosional, serta refleksi tentang nasib di masa mendatang.

Kehilangan Aroma yang Indah: Puisi ini menggambarkan bahwa perjumpaan telah merusak pengalaman dan kesadaran akan hal-hal yang indah dalam hidup, seperti aroma matahari, bintang-bintang, dan bulan. Kata-kata seperti "popor senjata," "bau busuk nafas mata-mata," dan "pantul cahaya 500 watt" menciptakan kontras antara aroma yang seharusnya indah dengan bau-bauan dan cahaya yang berkaitan dengan situasi perjumpaan yang keras.

Kekerasan dan Kekerasan Mental: Puisi ini menyentuh pada tema kekerasan dan dampak psikologis yang dihasilkan oleh perjumpaan tersebut. Bahasa yang digunakan menggambarkan kengerian situasi di mana bau amis, busuk, dan nafas mata-mata mengganggu kehidupan. Puisi juga menggambarkan interogasi yang kejam dan metode kekerasan yang diaplikasikan.

Kehilangan Kemanusiaan: Puisi ini menggambarkan bagaimana pengalaman perjumpaan yang keras mengancam untuk merampas kemanusiaan seseorang. Gambaran anak dan istri yang hanya diasosiasikan dengan "bau kezaliman," "potongan urat nadi," dan "amunisi" menggambarkan bagaimana perjumpaan tersebut dapat menggoyahkan ikatan keluarga dan kemanusiaan.

Ketidakpastian Masa Depan: Puisi ini menciptakan perasaan ketidakpastian tentang masa depan. Penyair merenungkan nasib sang kawan setelah perjumpaan tersebut, menunjukkan bahwa hasil dari peristiwa ini tidak dapat diprediksi dan mungkin sangat berbahaya.

Kesedihan dan Penderitaan: Puisi ini dipenuhi dengan nuansa kesedihan dan penderitaan, baik yang terasa langsung maupun yang ditimbulkan oleh perasaan tidak aman dan ketidakpastian.

Puisi "Setelah Perjumpaan Ini" oleh Acep Syahril adalah karya yang menggambarkan dampak dan efek dari pengalaman perjumpaan yang keras dan penuh bahaya. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan bahasa yang berani, puisi ini memaksa pembaca untuk merasakan dan merenungkan tentang kekerasan, kehilangan, dan ketidakpastian yang mungkin muncul akibat dari peristiwa semacam itu.

Puisi Setelah Perjumpaan Ini
Puisi: Setelah Perjumpaan Ini
Karya: Acep Syahril
© Sepenuhnya. All rights reserved.