Puisi: Palaktaon (Karya Raedu Basha)

Puisi "Palaktaon" karya Raedu Basha mengajak pembaca untuk merenungkan makna keberanian, perlawanan, dan pencarian akan kecerahan dalam kehidupan ...
Palaktaon

Langit kelabu
seumpama abu-abu tungku merakit lagi tubuh kayu
ranting-reranting berdebu
lupa daun kering di lumbung kesendirian masa lalu.

Palaktaon berkaki pemburu
mengejar angin bergulung-gulung ke ufuk mencari kembali pancaran biru
dari lembah dari bukit memusar kerontang mendaki perdu lalu benalu
lalu redup namun geraknya seumpama sinar surya
membawa tinta warna restu doa
seucap umpat ibu cecap mulutnya mengutuk batu
mengutuk puyuh dalam seruak serbuk-serbuk tungku.

Hujan berputar mengirim bala karma dari silam
abu-abu basah jadi lumpur lalu terkatung mematung redup malam
langit kelam, warna angkasa tak bisa dibungkam
mengerutkan dahi kering remuk terhantam
dan rindu terbakar kemarau di langit hitam
dan waktu terhenti dalam pekat dan dendam.

2015

Analisis Puisi:

Puisi "Palaktaon" karya Raedu Basha adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan imaji alam dan emosi yang kuat. Dalam puisi ini, Raedu Basha menggambarkan sebuah pemandangan alam yang dramatis dan memuatkan pesan-pesan tentang kehidupan, keberanian, dan pertentangan.

Imaji Alam yang Kuat: Raedu Basha menggunakan imaji alam yang kuat untuk menciptakan suasana yang mendalam dan dramatis. Dalam bait pertama, langit yang kelabu seperti abu-abu tungku menciptakan gambaran visual yang gelap dan suram, mencerminkan kesendirian dan kehampaan masa lalu.

Simbolisme Palaktaon: Kata "Palaktaon" digunakan sebagai simbol dalam puisi ini, mewakili keberanian dan keinginan untuk mencari kembali kecerahan dalam kegelapan. Palaktaon berkaki pemburu menggambarkan perjalanan spiritual atau pencarian akan makna dalam kehidupan, yang sering kali penuh dengan rintangan dan tantangan.

Pertentangan dan Perlawanan: Puisi ini juga mengandung elemen pertentangan dan perlawanan terhadap kegelapan dan kehampaan. Kata-kata seperti "mengutuk batu" dan "mengutuk puyuh" menunjukkan sikap perlawanan terhadap nasib buruk dan kegelapan yang mengancam.

Emosi yang Kuat: Raedu Basha berhasil mengekspresikan emosi yang kuat melalui penggunaan bahasa yang padat dan berwarna. Kata-kata seperti "rindu terbakar kemarau di langit hitam" menciptakan gambaran tentang kepedihan dan keinginan yang mendalam.

Refleksi tentang Kehidupan: Secara keseluruhan, puisi ini memberikan refleksi tentang kehidupan dan perjuangan manusia dalam menghadapi kegelapan dan kesulitan. Dengan menggunakan imaji alam yang kuat dan bahasa yang berwarna, Raedu Basha mengajak pembaca untuk merenungkan makna keberanian, perlawanan, dan pencarian akan kecerahan dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan.

Puisi "Palaktaon" karya Raedu Basha adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan imaji alam, simbolisme, dan emosi yang kuat. Melalui penggunaan bahasa yang padat dan berwarna, Raedu Basha berhasil menciptakan sebuah gambaran tentang kehidupan manusia dan perjuangannya dalam menghadapi kegelapan dan kesulitan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna keberanian, perlawanan, dan pencarian akan kecerahan dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan.

"Puisi Raedu Basha"
Puisi: Palaktaon
Karya: Raedu Basha
© Sepenuhnya. All rights reserved.