Puisi: Antara Mei-Agustus (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Antara Mei-Agustus" karya Diah Hadaning merenungkan tentang perjuangan politik dan sosial serta perasaan masyarakat di Indonesia selama ...
Antara Mei-Agustus


Kursi telah tumbang 
ditandai api dan erang
berhala telah hancur
ditandai telah mengucur
orang-orang masih bingung
orang-orang masih menuntut
reformasi penuh sosok Mbilung
reformasi penuh benang kusut.

Seru mahasiswa:
kami sudah ditinggalkan
kami 'kan ulang turun ke jalan!

Seru wong cilik:
kami hanya mau bunda
yang sudah kibarkan bendera!

Seru wong pintar:
seret para buto ijo
bayangnya saja suka ngaco!

Seru wong seni:
Mei mereka jadi Sengkuni
Agustus masih tak tahu diri!

Dengar!
Angin malam tanah Pucung
sedang menjawabnya . . . .

Agustus, 1998

Analisis Puisi:
Puisi adalah bentuk seni yang memungkinkan penyair untuk mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan pengalaman mereka. "Antara Mei-Agustus" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang merenungkan tentang perjuangan politik dan sosial serta perasaan masyarakat di Indonesia selama periode penting dari Mei hingga Agustus.

Tema Puisi: Tema utama dalam puisi ini adalah perjuangan politik dan sosial yang terjadi selama periode Mei hingga Agustus. Penyair merenungkan tentang kerusuhan, reformasi, dan tuntutan masyarakat dalam periode ini. Puisi ini menciptakan gambaran tentang ketidakpastian dan ketegangan yang dirasakan oleh masyarakat.

Gambaran Kerusuhan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang kekacauan dan ketegangan yang terjadi selama periode Mei hingga Agustus. Kursi yang tumbang dan berhala yang hancur adalah metafora untuk kerusuhan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Ungkapan Suara Masyarakat: Puisi ini menciptakan suara berbagai segmen masyarakat, termasuk mahasiswa, wong cilik (rakyat biasa), wong pintar (intelektual), dan wong seni (seniman). Setiap kelompok ini menyuarakan perasaan dan tuntutan mereka selama periode tersebut.

Ironi: Puisi ini mengandung elemen ironi. Penyair menciptakan gambaran tentang perasaan masyarakat yang merasa telah ditinggalkan oleh para pemimpin politik mereka. Ironi ini menciptakan ketidakpuasan dan ketegangan yang dirasakan oleh masyarakat.

Hubungan dengan Alam: Puisi ini menciptakan gambaran tentang bagaimana alam atau angin malam tanah Pucung "menjawabnya." Ini menciptakan kesan bahwa alam juga merespon peristiwa-peristiwa sosial dan politik yang terjadi, dan mungkin mencerminkan perasaan masyarakat.

Tanggal Spesifik: Puisi ini merujuk pada bulan-bulan Mei hingga Agustus, yang merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia. Ini menciptakan kerangka waktu yang jelas untuk peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam puisi.

Puisi "Antara Mei-Agustus" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjuangan politik dan sosial selama periode penting dalam sejarah Indonesia. Diah Hadaning berhasil menggunakan metafora, suara masyarakat, dan elemen-elemen sastra lainnya untuk menggambarkan ketegangan, perasaan, dan tuntutan masyarakat selama periode tersebut. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan peristiwa bersejarah dan perasaan masyarakat yang terlibat dalam perjuangan tersebut.

Puisi: Antara Mei-Agustus
Puisi: Antara Mei-Agustus
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.