Ketika Hati Ingin Berteduh
Aku datang untuk memeluk harga dirimu
menjaganya hingga engkau merasa bangga
menimbang rasa untuk selamanya
hingga lupa dari mana kita memulainya
Ai, jangan bersedih, karena sama sepertimu
aku tahu rasanya tidak memiliki pilihan
aku tahu rasanya diasingkan dari impian.
Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Hati Ingin Berteduh" karya A. Munandar adalah penggambaran tentang keinginan untuk menemukan kedamaian dan harga diri dalam situasi yang sulit. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun mendalam, penyair menggambarkan perjuangan internal dan kerinduan akan kehangatan dan pengakuan.
Keinginan untuk Merasa Bangga dan Diterima: Di bait pertama, penyair menyatakan keinginan untuk memeluk dan menjaga harga diri seseorang. Hal ini menggambarkan keinginan untuk memberikan dukungan, penghargaan, dan perlindungan kepada seseorang yang mungkin merasa terpinggirkan atau tidak dihargai. Penyair menekankan pentingnya merasa bangga dan dihargai sebagai individu.
Empati dan Pengertian terhadap Kesulitan Orang Lain: Bait kedua menunjukkan adanya rasa empati dan pengertian terhadap kesulitan yang dialami oleh orang lain. Penyair menyampaikan bahwa ia juga mengerti rasanya tidak memiliki pilihan dan diasingkan dari impian. Ini menunjukkan solidaritas dan kemampuan untuk merasakan penderitaan orang lain, serta memberikan dukungan moral dalam menghadapi tantangan hidup.
Kerinduan akan Kedamaian dan Pengakuan: Secara keseluruhan, puisi ini mencerminkan kerinduan akan kedamaian dan pengakuan dalam hubungan antarmanusia. Penyair menawarkan dukungan dan pengertian, serta menegaskan bahwa dalam kesulitan pun, seseorang tidak sendirian. Puisi ini menyoroti pentingnya empati, penghargaan, dan kehangatan dalam menjalin hubungan antarmanusia.
Puisi "Ketika Hati Ingin Berteduh" karya A. Munandar adalah ungkapan tentang keinginan untuk memberikan dukungan, penghargaan, dan pengertian kepada orang lain dalam menghadapi kesulitan. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun mendalam, penyair menggambarkan pentingnya merasa dihargai dan tidak sendirian dalam menghadapi tantangan hidup. Puisi ini menekankan empati, solidaritas, dan kerinduan akan kedamaian dalam hubungan antarmanusia.
Karya: A. Munandar