Puisi: Sajak Orang Kepanasan (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Sajak Orang Kepanasan" karya W.S. Rendra menggambarkan ketidaksetaraan sosial dan politik antara kelas masyarakat yang berkekurangan dengan ...
Sajak Orang Kepanasan


Karena kami makan akar
dan terigu menumpuk di gudangmu.
Karena kami hidup berhimpitan
dan ruangmu berlebihan
maka kita bukan sekutu.

Karena kami kucel
dan kamu gemerlapan.
Karena kami sumpek
dan kamu mengunci pintu
maka kami mencurigaimu.

Karena kami terlantar di jalan
dan kamu memiliki semua keteduhan.
Karena kami kebanjiran
dan kamu berpesta di kapal pesiar
maka kami tidak menyukaimu.

Karena kami dibungkam
dan kamu nyerocos bicara.
Karena kami diancam
dan kamu memaksakan kekuasaan
maka kami bilang tidak kepadamu.

Karena kami tidak boleh memilih
dan kamu bebas berencana.
Karena kami cuma bersandal
dan kamu bebas memakai senapan.
Karena kami harus sopan
dan kamu punya penjara
maka tidak dan tidak kepadamu.

Karena kami arus kali
dan kamu batu tanpa hati
maka air akan mengikis batu.


Grogol, 13 Mei 1998

Sumber: Potret Pembangunan dalam Puisi (1993)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Orang Kepanasan" karya W.S. Rendra adalah karya yang menggambarkan ketidaksetaraan sosial dan politik antara kelas masyarakat yang berkekurangan dengan kelas masyarakat yang berkuasa.

Ketidaksetaraan Sosial: Puisi ini dengan kuat menyoroti ketidaksetaraan sosial yang ada dalam masyarakat. Ini tercermin dalam perbedaan antara "kami" (orang yang berhimpitan, kucel, terlantar) dan "kamu" (orang yang gemerlapan, memiliki kelebihan, bebas berencana). Penyair menunjukkan bahwa kelompok "kami" hidup dalam kondisi yang sulit sementara kelompok "kamu" menikmati hak dan keuntungan yang melimpah.

Metafora Air dan Batu: Penyair menggunakan metafora air yang mengikis batu untuk menggambarkan bahwa, meskipun kelompok "kami" mungkin lemah dan terpinggirkan, mereka memiliki potensi untuk mengubah atau mengikis kekuatan yang keras dan tak berperasaan (kelompok "kamu").

Kritik Terhadap Kekuasaan: Puisi ini adalah kritik terhadap penyalahgunaan kekuasaan oleh mereka yang berada di puncak struktur sosial dan politik. Kelompok "kamu" memiliki kendali atas berbagai sumber daya dan kekuasaan, sedangkan kelompok "kami" dilarang memilih dan diancam jika mencoba untuk menentangnya.

Gaya Penulisan: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas dalam puisi ini. Gaya penulisan yang tegas dan langsung mencerminkan esensi pesan yang ingin disampaikan. Tidak ada retorika berlebihan atau gaya bahasa yang rumit, yang membuat puisi ini mudah dipahami oleh pembaca.

Konteks Sosial dan Politik: Puisi ini dapat dipahami dalam konteks ketidaksetaraan sosial dan politik yang umumnya terjadi di banyak masyarakat. Penyair menggunakan puisi sebagai sarana untuk mengkritik ketidakadilan yang ada dan mengekspresikan rasa ketidakpuasan terhadap situasi tersebut.

Puisi "Sajak Orang Kepanasan" adalah sebuah karya yang sangat ekspresif dan memprovokasi pemikiran. Ini menyoroti ketidaksetaraan dan ketidakadilan sosial dengan cara yang tajam dan lugas, mengajak pembaca untuk merenungkan implikasinya dalam konteks masyarakat yang lebih luas.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Sajak Orang Kepanasan
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.