Puisi: Elegi (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Elegi," Joko Pinurbo menggambarkan perasaan kehilangan dan kerinduan terhadap seseorang yang akan pergi.
Elegi

Maukah kau menemaniku makan?
Makan dengan piring yang retak
dan sendok yang patah. Makan,
menghabiskan hatiku yang pecah.

Itulah makan malam terakhirnya
di surga kecilnya yang suram.
besok ia sudah terusir dan kalah
dan harus pergi menuju entah.

Lalu mereka berfoto bersama
sementara mobil patroli berjaga-jaga
di ujung sana. Lalu hujan datang
memadamkan api di matanya.

Ia akan merindukan rumahnya
dan akan sering menengoknya
lewat mesin pencari kenangan
sebelum malam menelan mimpinya.
2016

Sumber: Buku Latihan Tidur (2017)

Analisis Puisi:
Dalam puisi "Elegi," Joko Pinurbo menggambarkan perasaan kehilangan dan kerinduan terhadap seseorang yang akan pergi. Puisi ini mengangkat tema tentang kesedihan, kehilangan, dan kenangan yang tertanam dalam ingatan.

Ajakan Makan dan Kehancuran Hati: Puisi dimulai dengan permintaan penyair kepada seseorang untuk menemaninya makan. Meskipun menggunakan piring retak dan sendok patah, tindakan ini menggambarkan kerelaan untuk berbagi kehidupan dengan segala kekurangan. Puisi ini mengekspresikan perasaan hancur hati yang mungkin telah dialami oleh penyair.

Malam Terakhir di Surga Kecil: Bait berikutnya merujuk pada malam terakhir seseorang di "surga kecilnya yang suram." Ini mengindikasikan bahwa orang yang diingatkan dalam puisi ini akan menghadapi kepergian atau kehilangan sesuatu yang sangat berarti baginya.

Kekalahan dan Pengusiran: Orang yang diceritakan dalam puisi ini akan terusir dan kalah dalam suatu situasi yang tidak dijelaskan secara rinci. Hal ini menambah lapisan perasaan kehilangan dan ketidakpastian dalam hidupnya.

Kenangan di Tengah Ancaman: Gambaran berfoto bersama dan kehadiran mobil patroli menunjukkan kontras antara momen kebersamaan dan ancaman dari luar. Hal ini mungkin menggambarkan suatu situasi yang penuh tekanan atau bahaya.

Hujan sebagai Pelipur Luka: Bait ini menggambarkan hujan datang sebagai metafora untuk menghapus atau meredakan perasaan sakit dan emosi yang ada dalam mata orang yang diingat dalam puisi ini.

Kerinduan dan Kenangan: Puisi berakhir dengan ungkapan kerinduan penyair terhadap rumahnya dan seseorang yang akan pergi. Mesin pencari kenangan digambarkan sebagai alat yang akan digunakan untuk memanggil kembali kenangan-kenangan bersama.

Pesan dan Makna: Puisi "Elegi" mengirimkan pesan tentang perasaan kehilangan dan kerinduan. Puisi ini menggambarkan momen-momen terakhir yang berharga dengan orang yang akan pergi, serta proses kenangan dan kerinduan yang dihadapi oleh penyair.

Gaya Penulisan dan Bahasa: Joko Pinurbo menggunakan bahasa sederhana untuk menggambarkan perasaan dan situasi yang kompleks. Puisi ini mengandalkan gambaran konkret seperti "piring yang retak" dan "sendok yang patah" untuk menggambarkan kerapuhan dan kerentanan dalam perasaan manusia.

Konteks Emosional: Puisi ini memunculkan perasaan kesedihan dan kerinduan yang dalam terhadap seseorang yang akan pergi. Penyair merasakan perasaan kehilangan dan ingin mengabadikan kenangan-kenangan bersama dalam ingatan.

Puisi "Elegi" karya Joko Pinurbo adalah puisi yang menggambarkan perasaan kehilangan, kerinduan, dan kenangan. Dengan bahasa sederhana dan gambaran konkret, puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan emosi yang dihadapi oleh penyair saat menghadapi kepergian seseorang yang berarti baginya.

Puisi Elegi
Puisi: Elegi
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.