Puisi: Beralas Sajadah Kutulis Puisi (Karya Sosiawan Leak)

Puisi "Beralas Sajadah Kutulis Puisi" karya Sosiawan Leak adalah sebuah pengamatan kritis terhadap masyarakat modern yang dihadapkan pada realitas ...
Beralas Sajadah Kutulis Puisi


Timpuh di sajadah
kutulis sajak
tentang pelacuran,
pornografi dan kehidupan malam.
Tapi tidak ada mesias apalagi Tuhan
kitab suci terbakar bersama tembakan
dan huru-hara kartun nabi.

Timpuh di sajadah
kutulis sajak
tentang mata anakku yang terpejam
kecapaian di tengah malam
entah karena mimpi atau lantaran permainan siang hari
tentang wajah ibunya yang dirajang-rajang usia
lantaran pekerjaan rumah, kenakalanku yang meremaja
atau kesibukan kerja.

Tapi tidak ada malaikat
surga terbakar kenaikan harga
neraka menggurita di mana-mana
di tiap traffic light dan pojok kota
merdeka dan sentosa!
Kaki tangannya menjelma Tuhan, nabi, kitab suci
juga malaikat dan surga
bahkan juga puisi, timpuh dan sajadah ini.


Solo, Maret 2006

Sumber: Dunia Bogambola (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Beralas Sajadah Kutulis Puisi" karya Sosiawan Leak adalah sebuah pengamatan kritis terhadap masyarakat modern yang dihadapkan pada realitas sosial dan moral yang rumit. Puisi ini menggambarkan konflik antara nilai-nilai agama, moralitas, dan realitas kehidupan sehari-hari, serta mengeksplorasi peran puisi dalam merespons kompleksitas tersebut.

Ketidaksesuaian dengan Nilai-nilai Agama dan Moralitas: Puisi ini menggambarkan pelacuran, pornografi, dan kehidupan malam sebagai realitas yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan moralitas. Penggambaran ini mengungkapkan konflik internal yang mungkin dialami oleh individu dalam merespons fenomena sosial yang melanggar norma-norma tradisional.

Pencarian Makna dalam Kehidupan Sehari-hari: Penyair memperlihatkan bagaimana pencarian makna dapat diwujudkan dalam tulisan, bahkan ketika berada di atas sajadah. Aktivitas menulis puisi sebagai cara untuk merespons dunia sekitar menggambarkan upaya individu untuk mencari makna dan pemahaman yang lebih dalam dalam kehidupan yang kompleks.

Kegelisahan: Puisi ini menggambarkan ketidakhadiran Tuhan dan kegelisahan yang muncul akibatnya. Penyair menciptakan gambaran kekacauan dan ketidakpastian dengan mencatat bahwa tidak ada "mesias apalagi Tuhan," dan bahwa nilai-nilai agama dan spiritualitas tampak terlupakan di tengah gejolak sosial.

Pencarian Kehidupan yang Bermakna: Puisi ini menggambarkan berbagai momen kehidupan sehari-hari, seperti kecapaian anak dan kesibukan ibu, sebagai bagian dari pencarian makna yang lebih besar. Puisi menunjukkan bahwa makna dan pemahaman dapat ditemukan dalam hal-hal sederhana dan sehari-hari, meskipun situasi yang mungkin membingungkan.

Peran Puisi sebagai Sarana Refleksi dan Respons: Puisi ini menggarisbawahi peran puisi sebagai sarana untuk merefleksikan dan merespons kompleksitas kehidupan. Penyair menggunakan puisi sebagai wadah untuk mengungkapkan pandangannya terhadap perubahan sosial dan moral yang dialami oleh masyarakat modern.

Puisi "Beralas Sajadah Kutulis Puisi" menggambarkan konflik dan ketidakpastian yang dihadapi oleh masyarakat modern dalam menghadapi nilai-nilai agama, moralitas, dan realitas kehidupan sehari-hari. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang peran puisi sebagai sarana untuk merespons, merefleksikan, dan mencari makna dalam dunia yang kompleks. Dalam menggambarkan berbagai momen kehidupan sehari-hari, puisi ini mengeksplorasi makna dan peran puisi dalam menghadapi tantangan zaman.

Sosiawan Leak
Puisi: Beralas Sajadah Kutulis Puisi
Karya: Sosiawan Leak

Biodata Sosiawan Leak:
  • Sosiawan Leak (nama asli Sosiawan Budi Sulistyo) lahir pada tanggal 23 September 1967 di Kampung Somadilagan, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.