Puisi: Melawan dengan Gaya Orang Miskin Seadanya (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Melawan dengan Gaya Orang Miskin Seadanya" menggugah kesadaran tentang perjuangan dan penderitaan rakyat dalam konflik global, serta ...
Melawan dengan Gaya Orang Miskin Seadanya

Vietnam dihujani bom bertahun-tahun. Bermacam merek senjata berat
    dicobakan di sana, sawah hijaunya berubah jadi kawah-
    kawah hitam, berjuta penduduknya jadi orang paling malang
    di dunia, mereka melawan dengan gaya orang miskin
    seadanya, dan bayangkan betapa derita perlawanan mereka,

Tapi saksikan Barat-Amerika jadi letih sendiri, lututnya patah,
    ekonominya payah dan lantas mundur diam-diam,
    benderanya terkulai kalah.

Afghanistan dihujani bom bertahun-tahun. Bermacam merek senjata
    berat dicobakan di sana, ladang hijaunya dibakar rata jadi
    jerami hitam, berjuta penduduknya jadi orang paling malang
    di dunia, mereka melawan dengan gaya orang miskin
    seadanya, dan bayangkan betapa derita perlawanan mereka.

Tapi saksikan Timur-Uni Sovyet jadi letih sendiri, 
lututnya patah,
    negeri 
pecah terbagi-belah, 
lantas mundur diam-diam, 
benderanya 
terkulai kalah.

Bosnia-Herzegovina dibantai berbulan-bulan. Desa dan kotanya yang
    tenteram jadi puing berantakan, berjuta penduduknya jadi
    orang paling malang di dunia, mereka melawan dengan gaya
    orang miskin seadanya, dan bayangkan betapa derita
    perlawanan mereka,

Tapi kita bantu mereka dengan segala cara, lalu doakan Biadab-Serbia
    jadi letih sendiri, penjahat-penjahat perangnya kena laknat
    yang keji, lalu mundur dengan bendera terkulai kalah dan
    terinjak-injak kaki sendiri.

1992

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Melawan dengan Gaya Orang Miskin Seadanya" karya Taufiq Ismail merupakan sebuah kritik sosial yang menggambarkan perlawanan dan kesengsaraan rakyat dalam konflik-konflik di berbagai belahan dunia, seperti Vietnam, Afghanistan, dan Bosnia-Herzegovina. Puisi ini menyoroti ketahanan dan perjuangan rakyat yang terpinggirkan, tetapi tetap melawan dengan sumber daya terbatas yang mereka miliki.

Kritik Terhadap Imperialisme: Penyair mengeksplorasi dampak dari intervensi dan agresi negara-negara besar, terutama Barat dan Uni Soviet, dalam konflik-konflik di negara-negara seperti Vietnam, Afghanistan, dan Bosnia-Herzegovina. Puisi ini menunjukkan bahwa meskipun rakyat dalam konflik tersebut memiliki keterbatasan sumber daya, mereka tetap mempertahankan martabat dan melawan penindasan yang dilakukan oleh kekuatan asing.

Perlawanan dan Kesengsaraan Rakyat: Puisi ini menggambarkan bagaimana rakyat di negara-negara yang terlibat konflik menderita akibat kebrutalan perang dan agresi. Mereka dihadapkan pada pilihan sulit untuk melawan dengan cara yang paling sederhana dan terbatas, yang seringkali menghasilkan kesengsaraan yang mendalam.

Kegagalan Kekuatan Asing: Meskipun kekuatan asing mungkin memiliki keunggulan militer dan sumber daya yang lebih besar, puisi ini menyoroti bahwa mereka juga rentan terhadap kegagalan dan kelelahan akibat perlawanan yang gigih dari rakyat yang mereka tindas.

Harapan pada Perubahan: Pada akhirnya, penyair mengekspresikan harapan bahwa penindasan dan kekerasan akibat konflik tersebut akan berakhir, dan bahwa keadilan akan terwujud bagi rakyat yang terzalimi. Doa-doa dan harapan untuk keadilan dan perdamaian dinyatakan sebagai bagian dari respon terhadap konflik yang berkepanjangan.

Dengan demikian, puisi "Melawan dengan Gaya Orang Miskin Seadanya" merupakan puisi yang menggugah kesadaran tentang perjuangan dan penderitaan rakyat dalam konflik global, serta mengkritik hegemoni dan imperialisme yang memicu konflik-konflik tersebut.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Melawan dengan Gaya Orang Miskin Seadanya
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.