Puisi: Bulu Tangkis (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Bulu Tangkis" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan rasa kagum dan kekaguman penyair terhadap olahraga bulu ....
Bulu Tangkis


Bulu tangkis telah lama menggetarkan hatiku,
Bulu tangkis telah lama menggetarkan hati jutaan anak-anak Indonesia,
anak-anak kecil, anak muda dan juga anak-anak tua,

Sejak sekolah menengah pertama dua puluh lebih tahun yang silam aku
sudah berlatih bekhen lewat pinggang belakang, kepingin
punya raket mahal dan pernah berambisi jadi juara
kampung kecamatan,

Sebagai kanak-kanak kota pedalaman, tatkala enam belas tahun
umurku aku tegak-tegak di depan etalase toko sport India
di Pasar Baru, tercengang dan kagum pada raket Dunlop
bergagang logam putih dan shuttle-cock berkepala merah muda,

Aku mengenal suaramu yang merdunya tersendiri, sejak tali-tali suaramu
masih pintalan usus kucing dan kini sudah nilon tanpa warna
dapat dibeli di mana-mana,

Secara lumayan aku bisa bicara tentang badminton kampung sampai
badminton dunia, juga menilai main net Tan Yoe Hok,
taktik Ferry Sonneville, tingkah Svend Pri, smes Rudy Hartono,
muslihat RRC dan dukun-dukun Muang Thai serta selusin lagi
analisa warung kopi di Taman Ismail Marzuki,

Dalam badminton kalah menang tidak jadi soal. Yang jadi soal adalah
bagaimana supaya selalu dapat angka 15 lebih dahulu,

Satu-satunya soal yang aku ngomong bisa agak sombong
dengan novelis Inggris, redaktur India, penyair Brazilia
dan dokter hewan Belanda adalah tentang badminton,

Badminton memang sudah membuatku sedikit fanatik,
Smes-smes kilat dan indah adalah saudara sepupu rentakan mengejut
tari kecak, pesona Bolshoi dan gemuruhnya teater Tokyo
Kid Brothers serta Kafe La Mama,

Aku mesti mengatakan bahwa pemain bulu tangkis itu seniman
komposisi yang amat cantiknya dan secara otomatik mengatur
sendiri dengan amat seimbang proporsi di arena persegi
empat tanpa pretensi mau indah sama sekali,

Para penari dan pemain drama seharusnya iri pada kalian tapi
barangkali tidak mau mengaku karena memang mereka
ditakdirkan mesti angkuh ala kadarnya,

Bulu tangkis tinggi telah menyatu dengan seni,
Bulu tangkis telah lama menggetarkan hatiku,

Saat paling berbahaya adalah seperlima detik ketika bola melambung di
atas net, yang tingginya ditentukan gaya tarik bumi, jumlah
teriakan penonton dan psikologi pemain sendiri,

Saat paling dalam, penuh konsentrasi dan menyatukan seluruh aspirasi
nasional tanpa perbedaan ideologi adalah saat bola servis akan
dipukul pertama-tama, ketika angka dua sama pada jus tiga,

Seperti perang, politik dan cinta, persoalan bulu tangkis ternyata soal
pemilihan saat-saat yang tepat,

Bulu tangkis sudah lama menggetarkan hati jutaan anak-anak Indonesia,
anak kecil, anak muda dan juga anak-anak tua,

Bulu tangkis telah lama menggetarkan hatiku.


1973

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Bulu Tangkis" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan rasa kagum dan kekaguman penyair terhadap olahraga bulu tangkis, serta menyampaikan pesan yang lebih mendalam tentang semangat persatuan, konsentrasi, dan keindahan dalam olahraga tersebut. Puisi ini mengangkat tema olahraga sebagai sarana untuk menciptakan ikatan sosial dan nasional.

Keindahan dan Kegagahan Bulu Tangkis: Puisi ini menggambarkan keindahan dan kegagahan dalam olahraga bulu tangkis. Penyair merasa tergetar oleh permainan bulu tangkis dan bagaimana olahraga ini telah mampu menggetarkan hati jutaan orang, termasuk anak-anak, pemuda, dan orang tua di Indonesia. Penyair merasa terhubung dengan olahraga ini sejak masa sekolahnya dan merenungkan perjalanannya dalam mengenal dan memahami olahraga tersebut.

Simbol Persatuan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang bagaimana olahraga bulu tangkis mampu menyatukan berbagai kalangan masyarakat, tanpa memandang perbedaan usia, latar belakang, atau ideologi. Pemain bulu tangkis dari berbagai negara dan budaya bersatu dalam semangat bersaing dan berprestasi di atas lapangan, menjadi simbol persatuan dan semangat nasional.

Konsentrasi dan Aspirasi Nasional: Puisi ini menggarisbawahi pentingnya konsentrasi dalam olahraga bulu tangkis. Penyair menunjukkan bahwa saat-saat paling penting dalam permainan adalah saat konsentrasi penuh diperlukan, seperti saat servis pertama kali atau ketika bola berada di atas net. Aspirasi nasional dan semangat untuk meraih kemenangan tergabung dalam momen-momen ini.

Keindahan dalam Olahraga: Penyair menyamakan keindahan permainan bulu tangkis dengan seni. Pemain bulu tangkis dianggap sebagai seniman yang menggambarkan komposisi indah di atas lapangan. Keseimbangan, gerakan, dan koordinasi pemain menciptakan tampilan yang cantik dan harmonis, seperti dalam seni tari dan drama.

Keberanian dalam Pemilihan Saat yang Tepat: Puisi ini menekankan keberanian dalam mengambil keputusan pada saat yang tepat, baik dalam olahraga maupun dalam kehidupan. Seperti dalam perang, politik, dan cinta, pemilihan saat yang strategis dapat mempengaruhi hasil dan akhir dari sebuah pertarungan atau usaha.

Puisi "Bulu Tangkis" adalah puisi yang mengekspresikan perasaan kagum dan rasa terhubung penyair terhadap olahraga bulu tangkis. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan dan pesan yang lebih dalam dari olahraga tersebut, yaitu tentang persatuan, konsentrasi, dan keberanian dalam menghadapi tantangan. Dalam keseluruhan puisi, Taufiq Ismail berhasil menggambarkan olahraga sebagai bagian penting dari budaya dan semangat nasional, serta mengajak pembaca untuk mengapresiasi nilai-nilai yang terkandung dalam olahraga tersebut.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Bulu Tangkis
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.