Puisi: Ceritakanlah Ini kepada Siapapun (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Ceritakanlah Ini kepada Siapapun" karya Wiji Thukul mengungkapkan kepedihan dan kegelisahan terkait dampak pembangunan dam terhadap ....
Ceritakanlah Ini kepada Siapapun


Panas campur debu
terbawa angin kemana-mana

koran hari ini memberitakan
kedungombo menyusut kekeringan
korban pembangunan dam
muncul kembali ke permukaan
tanah-tanah bengkah
pohon-pohon besar malang melintang
makam-makam bangkit dari ingatan
mereka yang dulu diam

Kali ini
cerita itu siapa akan membantah
dasar waduk dulu dusun rumah-rumah

Waktu juga yang menyingkap
retorika penguasa
walau senjata ditodongkan kepadamu
walau sepatu di atas kepalamu
di atas kepalaku
di atas kepala kita

Ceritakanlah ini kepada siapapun
sebab itu cerita belum tamat


 Solo, 30 Agustus 1991

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Ceritakanlah Ini kepada Siapapun" karya Wiji Thukul adalah karya sastra yang kuat dan menggugah. Dalam puisi ini, penyair mengungkapkan kepedihan dan kegelisahan terkait dampak pembangunan dam terhadap lingkungan dan masyarakat. Puisi ini juga menyoroti pentingnya menyuarakan kebenaran dan perjuangan melawan ketidakadilan.

Gambaran Lingkungan yang Terluka: Puisi ini menggambarkan gambaran lingkungan yang terluka akibat pembangunan dam. Panas dan debu yang terbawa angin menciptakan citra lingkungan yang kering, terancam, dan terhimpit oleh pembangunan yang tidak berkelanjutan. Ini mencerminkan dampak negatif pembangunan terhadap ekosistem alam dan bagaimana masyarakat lokal menderita sebagai akibatnya.

Pemberitaan dan Keterbukaan Fakta: Penyair mencatat bahwa koran hari ini memberitakan tentang kedungombo yang menyusut dan mengalami kekeringan sebagai akibat pembangunan dam. Ini adalah contoh dari bagaimana media dapat menjadi alat untuk membuka fakta-fakta yang tersembunyi dan menyoroti masalah lingkungan yang penting.

Pembangunan dan Dampak Sosial: Puisi ini juga menyoroti dampak sosial pembangunan dam. Tanah-tanah yang bengkah, pohon-pohon besar yang ditebang, dan makam-makam yang terlupakan adalah lambang dari kerusakan budaya dan sejarah lokal yang terjadi akibat pembangunan tersebut. Ini menggarisbawahi bagaimana kepentingan ekonomi sering kali mengesampingkan kepentingan budaya dan sosial masyarakat setempat.

Kritik terhadap Penguasa: Penyair mengkritik retorika penguasa yang sering kali mencoba menutupi atau membenarkan dampak negatif pembangunan. Meskipun ancaman fisik seperti senjata dan sepatu di atas kepala masyarakat digambarkan, penyair menyatakan bahwa waktu akan mengungkap kebenaran. Ini adalah panggilan untuk tidak hanya mempercayai narasi resmi, tetapi juga untuk mencari kebenaran di baliknya.

Pentingnya Berbicara: Puisi ini mencapai puncaknya dengan seruan kepada pembaca untuk menceritakan semua ini kepada siapapun. Ini adalah pengingat bahwa ketika suara individu bersatu untuk menyuarakan kebenaran dan memprotes ketidakadilan, maka perubahan dapat terjadi. Cerita ini juga belum berakhir, menunjukkan bahwa perjuangan terus berlanjut.

Puisi "Ceritakanlah Ini kepada Siapapun" karya Wiji Thukul adalah karya yang mengingatkan kita tentang dampak pembangunan terhadap lingkungan dan masyarakat serta pentingnya mempertahankan kebenaran dan keadilan. Puisi ini mendorong kita untuk tidak hanya menjadi saksi bisu terhadap ketidakadilan, tetapi juga untuk menjadi agen perubahan yang bersuara dan bertindak demi kebaikan bersama.

Wiji Thukul
Puisi: Ceritakanlah Ini kepada Siapapun
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.