Puisi: Malam di Kota Khatulistiwa (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Malam di Kota Khatulistiwa" karya Wiji Thukul menciptakan atmosfer dan suasana yang beragam, dari pelabuhan yang sibuk hingga kawasan ....
Malam di Kota Khatulistiwa


Bulan membayang di pelabuhan yang tak capek-capek.
di dermaga.
Mesin kapal gemetar mempermainkan sinar lampu
warna-warni.
Berkelok-kelok di kilatan lidah sungai kapuas. Sebentar
lagi bau ikan segar akan beredar. dari keranjang di
gudang kapal ke daratan
dijunjung punggung kuli-kuli ke tenda-tenda pasar.
"Jangan lewatkan malam dingin sendirian abang..."

Di sudut-sudut deretan toko-toko tutup. Warung-warung gelap
menyediakan kopi pangku, bir dan bau bedak.
Seorang reserse mabuk
sepatunya mengkilat mulutnya basah. Ada losmen di dekat
situ, pilih mana suka. Yang rok mini atau tanpa beha -
Yang gemuk hangat langsing sintal atau susunya besar.
"Cuma sepuluh ribu abang..."

Wilayah ini tak tercantum di buku-buku panduan untuk
turis. Peta kota kita sangat indah dan indah. Kota kita
terdiri dari jalan raya
gereja masjid kelenteng vihara kantor gubernur taman
kota toko-toko souvenir restoran masakan tradisional
museum air terjun dan
taman makam pahlawan. Kota kita sangat indah dan lebih
indah. "Ayolah seteguk lagi abang...."

Ayolah, sebelum toko-toko buka sebelum hari baru.
Sebelum bau nangka
durian sawi tahu tempe ikan asin dan petai dan rebung
bambu dan
belacan dan tempoyak menguasai pasar ini. Sebelum kota
ini ganti baju kehormatan dan hukum yang lain.
"Tanggalkan celanamu abang!"

28 Desember 1996

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Malam di Kota Khatulistiwa" karya Wiji Thukul adalah sebuah potret yang sangat hidup tentang kehidupan malam di sebuah kota yang terletak di khatulistiwa, tempat di mana malam dan siang memiliki panjang waktu yang hampir sama. Puisi ini memvisualisasikan suasana malam dengan cermat dan menggunakan gambaran-gambaran yang kuat untuk menggambarkan situasi di kota tersebut.

Gambaran Malam di Pelabuhan: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang bulan yang memancarkan cahaya di pelabuhan. Gambaran ini menciptakan atmosfer yang tenang dan penuh ketenangan. Mesin kapal yang gemetar menciptakan visual dan suara yang hidup. Suara gemuruh ini diiringi oleh kilatan cahaya di sungai Kapuas dan di dermaga. Deskripsi ini menciptakan suasana yang hidup dan berwarna-warni.

Keberagaman Malam Kota: Puisi ini menggambarkan keberagaman kehidupan malam di kota tersebut. Di satu sisi, ada aktivitas perdagangan di pelabuhan, di mana ikan segar dari kapal-kapal akan dijual di pasar. Di sisi lain, ada kawasan kumuh dan gelap dengan warung kopi dan bir, tempat kehidupan malam yang lebih gelap terjadi. Pada saat yang sama, ada gambaran seorang reserse mabuk yang menambahkan aspek ketidakstabilan dalam malam tersebut.

Gambaran Malam di Kawasan Prostitusi: Puisi ini juga memberikan gambaran tentang kehidupan malam di kawasan prostitusi. Losmen dan warung dengan suasana gelap, reserse mabuk, dan sejumlah pilihan pelanggan (dalam hal ini pilihan "rok mini atau tanpa beha - Yang gemuk hangat langsing sintal atau susunya besar") menggambarkan keramaian dan kehidupan malam di tempat tersebut.

Perubahan dan Kontras: Puisi ini juga menyoroti perubahan yang mungkin terjadi di kota tersebut. Penyebutan bahwa wilayah ini tidak tercantum dalam buku panduan turis menunjukkan bahwa kawasan ini adalah bagian yang tersembunyi dan kurang terjamah. Kontras antara gambaran perdagangan pelabuhan yang hidup dan gambaran prostitusi serta kehidupan malam yang gelap menunjukkan perbedaan yang tajam antara aspek-aspek kota yang berbeda.

Puisi "Malam di Kota Khatulistiwa" karya Wiji Thukul adalah sebuah gambaran yang hidup dan penuh warna tentang kehidupan malam di sebuah kota. Melalui penggunaan gambaran-gambaran yang kuat, puisi ini menciptakan atmosfer dan suasana yang beragam, dari pelabuhan yang sibuk hingga kawasan prostitusi yang gelap. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan berbagai aspek kehidupan dan perubahan yang mungkin terjadi dalam suatu kota.

Puisi: Malam di Kota Khatulistiwa
Puisi: Malam di Kota Khatulistiwa
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.