Puisi: Nonstop 24 Jam (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Nonstop 24 Jam" karya Wiji Thukul menggambarkan cahaya sebagai kekuatan yang berkuasa nonstop selama 24 jam sehari.
Nonstop 24 Jam


Nonstop 24 jam
yang berkuasa di sini
adalah cahaya

Saban pagi ia membuat garis-garis
lurus
di sekitar jendela
gambar motif gorden tampak jelas
coklat hitam dan putihnya

Lalu pada sore hari
ia mengubah warna langit-langit
sudut-sudut tembok
bidang ubin dan susunan benda-benda
yang ada di dalamnya

Dan bila malam tiba
telapak kakiku diberinya mata
demikian pula punggung tangan
dan jari-jarinya

Saat aku terbaring
serasa yang ada
cuma desir angin
detak jantung
tulang-tulang
dan hembusan nafasku saja

Tapi aku harus pergi
dari kesunyian ini
sebelum penguasa merenggut
aku dan damai ini.


Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Nonstop 24 Jam" karya Wiji Thukul adalah penggambaran keindahan dalam kesederhanaan dan kekuasaan yang dimiliki oleh elemen-elemen alam, seperti cahaya dan angin.

Kekuasaan Cahaya: Puisi ini menggambarkan cahaya sebagai kekuatan yang berkuasa nonstop selama 24 jam sehari. Cahaya dipersepsikan sebagai elemen yang dapat mengubah persepsi kita terhadap dunia di sekitar kita. Ia menciptakan pola dan warna yang berbeda pada berbagai waktu hari.

Deskripsi Visual: Penyair secara rinci menggambarkan perubahan visual yang diciptakan oleh cahaya selama berbagai waktu dalam sehari. Ini menciptakan citra yang hidup dalam pikiran pembaca, seperti garis-garis gorden pada pagi hari, perubahan warna langit-langit, dan efek cahaya pada tubuh manusia ketika malam tiba.

Perasaan Sunyi: Terdapat sentuhan perasaan sunyi dalam puisi ini. Penyair menciptakan gambaran bahwa pada malam hari, saat penguasaan cahaya hilang, ia merasa seolah-olah hanya ada desir angin, detak jantung, tulang-tulang, dan napasnya sendiri. Ini menciptakan suasana kesendirian yang kuat.

Puisi "Nonstop 24 Jam" mengajak pembaca untuk menghargai keindahan yang ada dalam kesederhanaan alam. Ia menyoroti betapa kuatnya pengaruh cahaya dalam menciptakan perubahan visual dalam kehidupan sehari-hari kita. Puisi ini juga menggambarkan perasaan sunyi pada malam hari, yang mungkin mengingatkan kita akan kebutuhan akan kedamaian dan ketenangan dalam hidup.

Wiji Thukul
Puisi: Nonstop 24 Jam
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.