Puisi: Wani, Bapakmu Harus Pergi (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Wani, Bapakmu Harus Pergi" karya Wiji Thukul menciptakan gambaran tentang situasi keluarga yang menghadapi ketidakadilan oleh pihak berwenang.
Wani, Bapakmu Harus Pergi


Wani,
bapakmu harus pergi
kalau teman-temanmu tanya
kenapa bapakmu dicari-cari polisi
jawab saja:
"karena bapakku orang berani".

Kalau nanti ibu didatangi polisi lagi
menangislah sekuatmu
biar tetangga kanan kiri datang
dan mengira ada pencuri
masuk rumah kita.


Sumber: Para Jendral Marah-Marah (2013)

Analisis Puisi:
Puisi "Wani, Bapakmu Harus Pergi" karya Wiji Thukul adalah ungkapan perasaan seorang anak terhadap situasi di mana ayahnya dicari-cari oleh polisi.

Kepahlawanan dan Keberanian: Puisi ini menciptakan citra seorang ayah yang dihadapkan pada situasi yang mungkin berbahaya. Anak-anaknya diberi pesan untuk menjawab bahwa bapak mereka "orang berani" jika ditanya oleh teman-teman mereka. Ini menciptakan gagasan tentang keberanian dan kepahlawanan dalam menghadapi ketidakadilan.

Ketidakadilan dan Kekuasaan Aparat: Puisi ini secara tersirat menggambarkan ketidakadilan dalam sistem hukum atau pemerintahan. Fakta bahwa bapak dicari-cari oleh polisi mengindikasikan ketidakadilan atau penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak berwenang.

Perasaan Ketidakpastian: Puisi ini menciptakan perasaan ketidakpastian yang kuat dalam keluarga tersebut. Anak-anak merasa cemas dan takut karena situasi yang tidak mereka mengerti sepenuhnya. Ketidakpastian ini mencerminkan dampak sosial dari tindakan represif yang dapat dirasakan oleh keluarga yang tidak bersalah.

Perlindungan dalam Kebohongan: Puisi ini menggambarkan perlindungan yang diberikan kepada anak-anak dengan memberi mereka jawaban yang tidak benar tentang alasan pencarian polisi terhadap ayah mereka. Hal ini mencerminkan upaya melindungi anak-anak dari ketakutan dan kebingungan yang mungkin timbul dari situasi tersebut.

Panggilan untuk Solidaritas: Puisi ini mungkin juga berfungsi sebagai panggilan untuk solidaritas di antara tetangga. Ketika ibu menangis karena kedatangan polisi, tetangga datang untuk mendukung keluarga tersebut. Ini menyoroti pentingnya dukungan masyarakat dalam menghadapi ketidakadilan.

Puisi "Wani, Bapakmu Harus Pergi" karya Wiji Thukul menciptakan gambaran tentang situasi keluarga yang menghadapi ketidakadilan oleh pihak berwenang. Puisi ini menyoroti perasaan ketidakpastian, keberanian, dan perlindungan dalam menghadapi situasi yang sulit. Selain itu, puisi ini juga bisa diartikan sebagai panggilan untuk solidaritas dan dukungan dalam menghadapi ketidakadilan.

Wiji Thukul
Puisi: Wani, Bapakmu Harus Pergi
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul (nama asli Wiji Widodo) lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 di Solo, Jawa Tengah.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
© Sepenuhnya. All rights reserved.