Puisi: Doa (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Doa" karya Taufiq Ismail mengekspresikan rasa penyesalan dan kerendahan hati, dengan pengharapan untuk diterima kembali di hadapan Tuhan.
Doa

Tuhan kami
Telah nista kami dalam dosa bersama
Bertahun‐tahun membangun kultus ini
Dalam pikiran yang ganda
Dan menutupi hati nurani

Ampunilah kami
Ampunilah
Amin

Tuhan kami
Telah terlalu mudah kami
Menggunakan Asma-Mu
Bertahun di negeri ini
Semoga Kau rela menerima kembali
Kami dalam barisan-Mu

Ampunilah kami
Ampunilah
Amin

1966

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:
Puisi "Doa" karya Taufiq Ismail menggambarkan doa sebagai ungkapan rasa penyesalan dan permohonan pengampunan atas kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Doa tersebut merupakan ungkapan rasa penyesalan atas kesalahan, ketidaktaatan, dan perasaan bersalah manusia terhadap Tuhan.

Kesadaran akan Dosa: Penyair menunjukkan kesadaran akan kesalahan dan dosa manusia. Doa tersebut mengekspresikan pengakuan atas dosa-dosa yang dilakukan, serta kelemahan dan ketidaksempurnaan manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kultus dan pemikiran yang tidak sepenuhnya bertanggung jawab serta hati nurani yang tertutup mewakili kesalahpahaman yang menghalangi hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Permohonan Pengampunan: Doa di puisi ini mengandung permohonan pengampunan yang tulus kepada Tuhan. Permohonan ampun disebutkan secara berulang, menunjukkan kerendahan hati dan kesungguhan dalam memohon rahmat dan pengampunan dari Tuhan.

Kesadaran atas Penggunaan Asma: Penyair menyampaikan kesadaran atas penggunaan Asma (nama) Tuhan yang terlalu mudah dan sembrono oleh manusia. Hal ini mencerminkan keengganan manusia untuk menyadari dan memahami arti yang sebenarnya dari asma Tuhan, serta penggunaan yang tidak sepenuhnya bertanggung jawab.

Puisi ini mengekspresikan rasa penyesalan dan kerendahan hati, dengan pengharapan untuk diterima kembali di hadapan Tuhan. Ia juga menggambarkan kompleksitas hubungan manusia dengan Tuhan, ketidaksempurnaan manusia, serta keinginan yang mendalam untuk mendapatkan pengampunan dan belas kasihan Tuhan. Hal ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan spiritual dan rasa keterhubungan manusia dengan Tuhan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Doa
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.