Analisis Puisi:
Puisi "Datanglah, ya Allah" karya W.S. Rendra adalah ungkapan spiritualitas dan pencarian makna yang mendalam. Dalam puisi ini, Rendra mengekspresikan kerinduannya akan kehadiran Tuhan dalam bentuk yang penuh keintiman dan keinginan untuk memahami-Nya lebih dalam.
Permohonan kepada Tuhan: Puisi ini dimulai dengan ungkapan permohonan kepada Allah. Pembicara dalam puisi merendahkan diri dengan tangan terentang dan muka ke tanah, menunjukkan sikap kerendahan hati dan pengabdian yang mendalam. Permohonan ini mencerminkan keinginan manusia untuk menyatu dengan Yang Maha Kuasa dan mencari jalan menuju-Nya dalam kepasrahan total.
Dialog dengan Tuhan: Puisi ini juga menggambarkan sebuah dialog batin antara pembicara dengan Tuhan. Pembicara merindukan kehadiran Allah dalam kehidupannya, mempertanyakan sifat-Nya, dan memohon agar Allah menyatakan diri-Nya dengan jelas. Dialog ini mencerminkan kerinduan manusia akan kehadiran Ilahi dan keinginan untuk memahami kehendak-Nya.
Simbolisme dan Metafora: Rendra menggunakan berbagai simbol dan metafora untuk menggambarkan kebesaran dan keagungan Allah. Allah digambarkan sebagai "kijang emas" yang menyelinap di antara pohonan hutan, bulan di balik cemara, dan burung penyanyi di dalam belukar. Metafora ini menciptakan citra yang indah dan memperkuat rasa keterpesonaan dan kekaguman pembicara terhadap kehadiran-Nya.
Ketidakpastian dan Kerinduan: Meskipun mencari kehadiran Allah, pembicara juga menyadari bahwa kebesaran-Nya tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan. Ungkapan "Sedemikian agung dan besar-Mu sehingga tetap menjadi tanya" menunjukkan bahwa walaupun manusia mencari, Allah tetap menjadi misteri yang tak terjangkau oleh akal manusia.
Perenungan Spiritual: Puisi ini merupakan perenungan spiritual yang mendalam tentang hubungan antara manusia dan Tuhan. Rendra mengajak pembaca untuk merenungkan betapa keberadaan Tuhan merupakan sumber kehidupan dan kebijaksanaan yang tak tergantikan.
Dengan demikian, puisi "Datanglah, ya Allah" karya W.S. Rendra bukan hanya sekadar puisi tentang pencarian Tuhan, tetapi juga merupakan ungkapan dari kehendak manusia untuk menyatu dengan Yang Ilahi dan memahami makna yang lebih dalam dalam kehidupan.
Karya: W.S. Rendra
Biodata W.S. Rendra:
- W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
- W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.