Puisi: Jalan Ungaran 8, Yogya (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Jalan Ungaran 8, Yogya" karya W.S. Rendra adalah gambaran dari kehidupan sehari-hari di suatu tempat yang nyaman dan hangat, di mana ...
Jalan Ungaran 8, Yogya

Apabila malam telah turun
aku biasa menengok Jack Burghart.
"Mr. Rendra, kau mau minum apa?"
Lampu-lampu neon-nya menerangi lukisan dan topeng di dinding
Tak ada potret wanita di sini.
Wajah wanita hanya di dalam hati kami.
Itupun kabur dan banyak sekali.
Dengan tenang kami akan minum bir
dengan kacang goreng yang gurih
di dalam mangkuk perak di atas meja pualam.
Semua terasa tenteram
waktu Jack memutar Mozart pelan-pelan.
Serta sebuah jendela yang rendah dan lebar terbuka
membawa kami bersatu
dengan pohon-pohon yang gelap
di kebun di samping rumahnya.

Kemudian saya akan membuka sepatu.
Serta menjelujurkan kaki di atas sofa.
Permadani di lantai penuh gambar bunga-bunga.
Jack Burghart memeluk bantal di pangkuannya.
Ia bacakan sebuah surat dari Washington -
dari bundanya.
Lalu kami akan saling bercerita
tentang masa silam dan negeri-negeri yang jauh.
Tentang semua yang berharga untuk dikenangkan.
Semua yang indah bagi kehidupan.
Bagai air yang segar untuk akar yang tua,
segelas bir untuk otot yang lelah oleh kerja.
Ia akan minta saya bercerita
tentang kota kelahiran, bunda, serta adik-adik saya.
"Kapan jadinya kita kawin?" Saya bertanya.
Kami berdua akan terbahak tertawa.
Ah, mungkinkah kami ini kanak-kanak yang abadi?
Gelas demi gelas kami tempuh dengan gembira.
Omongan dan gurauan membenturi patung-patung dari Bali.
Segalanya sangat berarti. Meskipun tanpa makna.

Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972)

Analisis Puisi:

Puisi "Jalan Ungaran 8, Yogya" karya W.S. Rendra adalah gambaran dari kehidupan sehari-hari di suatu tempat yang nyaman dan hangat, di mana persahabatan, kenangan, dan kebersamaan menjadi pusatnya. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti hubungan manusiawi, kenangan, dan kebahagiaan dalam kesederhanaan kehidupan sehari-hari.

Gambaran Tempat yang Nyaman: Puisi ini dibuka dengan gambaran Jack Burghart, seorang teman yang ramah dan hangat, yang rumahnya menjadi tempat perlindungan dan kesenangan bagi narator. Lampu neon, lukisan, topeng, dan suasana rumah menciptakan gambaran yang tenang dan mengundang.

Kenangan dan Kedekatan: Rumah Jack Burghart menjadi tempat di mana narator dan Jack saling berbagi cerita dan kenangan. Mereka menikmati minuman bersama, bercerita tentang masa lalu, dan tertawa bersama. Kedekatan mereka tercermin dalam suasana yang hangat dan ramah di rumah tersebut.

Kenikmatan dalam Kesederhanaan: Meskipun suasana rumah terasa mewah dengan permadani berbunga dan pemandangan Bali, kebahagiaan yang dirasakan adalah hasil dari momen-momen sederhana seperti minum bir, bercanda, dan bercerita. Hal ini menyoroti keindahan dalam kesederhanaan dan kebersamaan.

Pertanyaan tentang Masa Depan: Meskipun suasana penuh kebahagiaan, puisi ini menyelipkan pertanyaan tentang masa depan dan kehidupan dewasa dengan pertanyaan tentang pernikahan. Namun, pertanyaan tersebut dijawab dengan tawa dan kebahagiaan, menunjukkan bahwa saat ini adalah saat untuk menikmati kebersamaan dan kenangan tanpa terlalu memikirkan masa depan.

Dengan gaya naratif yang ringan dan gambaran yang kaya, puisi ini menghadirkan kesan tentang pentingnya persahabatan, kebersamaan, dan kenangan dalam kehidupan manusia. Ini adalah puisi yang mengajak pembaca untuk menikmati momen-momen sederhana dan menghargai kehangatan dalam hubungan manusiawi.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Jalan Ungaran 8, Yogya
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.