Puisi: Sungai Musi (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Sungai Musi" karya W.S. Rendra mengajak kita untuk merenungkan betapa pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan alam dan bagaimana ....
Sungai Musi


Memasuki sungai Musi 'ku ulurkan tanganku pada alam.
Melewati jalan yang baru bagai menempuh jalan yang sangat 'ku kenal.
Tak usah lagi berkenalan, karena bertemu wajah-wajah yang lama.
Kami disatukan satu gelora, kesunyian dan duka.
Maka dalam tatapan yang pertama telah diketahuilah semuanya.
Air yang coklat mengalir lambat bagai mengangkat derita yang sarat.
Pimping air yang bergoyang dan cepat berbiak
cepat 'ku kenal dalam satu pandang
kerna mereka tak lebih dari sepi.
Bakau besar yang berjenggot serta penuh keangkeran
cepat sejiwa dalam satu teguran
kerna ia tak lain dari duka.
Wajah air yang berpendar-pendar dan lesu dalam rupa
cepat akrab dalam satu usapan
kerna ia bukan apa selain wajah yang fana.
Disatukan oleh satu gelora kami bergumul dalam keakraban
pada masing pihak menemu belaian dan hiburan.
Makin banyak kami minum sepi kami pun makin mengerti.
Maka sambil melayangkan pandangan yang jauh
hanyutlah segala rasa yang gelisah.
Burung-burung menempuh angin yang lembut serta lemah.
Aku menempuh duka yang kian lembut, kian lemah.


Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Sungai Musi" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan hubungan antara manusia dan alam, khususnya sungai Musi.

Tema Kesatuan dengan Alam: Tema utama dalam puisi ini adalah kesatuan manusia dengan alam. Penyair merasa terhubung dengan sungai Musi dan alam sekitarnya. Puisi ini menciptakan gambaran tentang bagaimana manusia bisa merasa akrab dengan alam dan merasakan hubungan yang dalam dengan alam tersebut.

Gambaran Alam dan Sungai Musi: Puisi ini memberikan gambaran yang kuat tentang sungai Musi dan lingkungan sekitarnya. Penyair menggambarkan air yang mengalir dengan lambat, burung-burung yang terbang, dan pohon bakau yang tumbuh di tepi sungai. Gambaran ini menciptakan citra alam yang indah dan damai.

Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini menggambarkan hubungan manusia dengan alam. Penyair merasa bahwa mereka "disatukan satu gelora" dengan alam dan merasakan kesunyian, duka, dan keakraban dengan lingkungan sekitar. Hubungan ini menciptakan perasaan harmoni antara manusia dan alam.

Bahasa dan Gaya Penulisan: W.S. Rendra menggunakan bahasa yang sederhana dan deskriptif dalam puisi ini. Ia menciptakan gambaran yang indah dengan kata-kata yang dipilih dengan hati-hati. Penggunaan metafora dan perbandingan, seperti "air yang coklat mengalir lambat bagai mengangkat derita yang sarat," membantu menciptakan gambaran yang kuat tentang alam dan hubungannya dengan manusia.

Pesan: Puisi "Sungai Musi" menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga hubungan manusia dengan alam. Puisi ini menggambarkan bagaimana alam bisa menjadi sumber kedamaian, hiburan, dan kesadaran diri. Penyair merasa bahwa melalui kesatuan dengan alam, manusia dapat menghilangkan rasa gelisah dan menemukan kedamaian dalam hubungannya dengan alam.

Makna Dalam Simbolisme: Simbolisme air sungai Musi, burung-burung, dan pohon bakau menciptakan makna yang mendalam dalam puisi ini. Air sungai Musi mengalir dengan lambat seperti mengangkat derita yang sarat, burung-burung menempuh angin lembut serta lemah seperti manusia yang menempuh duka yang semakin lembut dan lemah, dan pohon bakau yang berjenggot serta penuh keangkeran seperti duka. Simbolisme ini menggambarkan perasaan manusia dan hubungannya dengan alam.

Puisi "Sungai Musi" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan alam dan hubungan manusia dengan alam tersebut. Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan betapa pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan alam dan bagaimana alam bisa menjadi sumber inspirasi, kedamaian, dan hiburan bagi manusia.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Sungai Musi
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.