Puisi: Ruwat Tangis Anak Negeri (Karya Diah Hadaning)

Puisi: Ruwat Tangis Anak Negeri Karya: Diah Hadaning
Ruwat Tangis Anak Negeri (1)


Doa telah dilantunkan
tembang wingit mengantarkan
anak manusia awali langkah pengembaraan
mencari yang harus dicari
menghitung yang harus dihitung
melangkah karena harus melangkah
mengusung karena harus mengusung
berat tak berat sarat tak sarat
menghela beban sepanjang jalan
namun harus diteruskan.

Inilah perjalanan luka
inilah perjalanan doa
luka dan doa anak manusia
merah hitam mulai berkelebat
merah hitam hidup berkarat
Utara Selatan Barat dan Timur
Arah pencarian sepanjang umur
di antara cerah di antara mendung
terengah dan tersandung
dibantai dan ditelikung.


Ruwat Tangis Anak Negeri (2)


Matahari bersinarlah di lengkung dahi
langit wingit berkidunglah di cakrawala hati
anak manusia menangis dalam jiwa
namun tak mengenal kata menyerah
semesta dalam dekapan
menjadi tawa dan tangis
menyatu sudah dalam diri
jiwa dan raga pun teruwat
menyambut peristiwa jagat.

Agung agung sarinya agung
yang agung meruang dan meraung
Ho - no - co - ro - ko!
Lahir batin tlah tersaksi
segala ontran-ontran dan 'goro-goro'
segala siksaan dan 'ngresulo'
pecah ambyar pecah ambyar
mentari redup mentari bersinar.

Bogor, Medio, 2000


Puisi: Ruwat Tangis Anak Negeri
Puisi: Ruwat Tangis Anak Negeri
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.