Puisi: Di Lingkung Adat Lembaga (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Di Lingkung Adat Lembaga" karya Sanusi Pane menggambarkan konflik antara kebebasan individu dan tekanan dari adat dan lembaga dalam masyarakat.
Di Lingkung Adat Lembaga

Seperti balam dalam sangkar tidak merdeka
Engkau dipagar adat lembaga, dara kesuma,
Betapa hati tidak masgul, sedang sengketa
Melihat engkau dipandang benda tidak bersukma

Dari dahulu aku selalu menyangka terbit
Bintang kejora gilang-gemilang pada langitmu
Aduh, jalan merdeka kepadamu rasa sempit,
Tidak berani melintang pair, berjuang maju.

Dalam lingkungan adat lembaga jiwamu layu
Tidak tumbuh menurut pikiran badan sendiri.
Tidak boleh menurut hajat, ditimbulkan cinta.

O, balam tawanan lihat burung di puncak kayu.
Bernyanyi riang, berlompat-lompat, bersuka diri.
Kebebasan jiwa, kelepasan badan, itulah cinta.

Sumber: Puspa Mega (1927)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Lingkung Adat Lembaga" karya Sanusi Pane menggambarkan konflik antara kebebasan individu dan tekanan dari adat dan lembaga dalam masyarakat. Sanusi Pane dengan cermat mengeksplorasi ketegangan antara keinginan untuk kebebasan dan keterikatan pada norma-norma sosial yang ada.

Konflik Antara Kebebasan dan Keterikatan: Puisi ini mengeksplorasi konflik batin seorang individu yang merasa terbelenggu oleh aturan dan norma yang ada dalam lingkungan adat dan lembaga. Penyair merasa bahwa kehidupannya terasa seperti burung dalam sangkar yang tidak merdeka. Ia merindukan kebebasan untuk mengikuti pikiran dan keinginannya sendiri tanpa harus tunduk pada paksaan dari lingkungan sosialnya.

Perasaan Terkekang dan Layu: Dalam puisi ini, penyair merasa terkekang dan merasa jiwanya layu dalam lingkungan adat lembaga. Ia merasa bahwa dalam lingkungan tersebut, jiwa dan pikirannya tidak bisa berkembang sesuai dengan keinginannya sendiri. Hal ini menyebabkan rasa tidak puas dan kehilangan kebebasan yang diidamkannya.

Kebebasan sebagai Cinta Sejati: Penyair menyampaikan bahwa kebebasan jiwa dan kelepasan badan adalah cinta sejati. Baginya, kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri dan mengikuti keinginannya sendiri adalah esensi dari cinta yang sejati. Ini menunjukkan bahwa bagi penyair, kebebasan adalah sesuatu yang sangat berharga dan tak ternilai harganya.

Puisi "Di Lingkung Adat Lembaga" karya Sanusi Pane adalah ungkapan tentang konflik batin individu antara keinginan untuk kebebasan dan tekanan dari norma sosial dan adat yang ada dalam masyarakat. Sanusi Pane dengan mahir menggambarkan perasaan terkekang dan layu yang dialami oleh penyair, sambil menekankan pentingnya kebebasan sebagai cinta sejati. Ini membuat puisi ini menjadi refleksi yang dalam tentang perjuangan individu dalam menemukan jati dirinya di tengah tekanan sosial yang ada.

Sanusi Pane
Puisi: Di Lingkung Adat Lembaga
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.