Puisi: Kalah (Karya Kriapur)

Puisi "Kalah" karya Kriapur menggambarkan perasaan kekalahan dan perburuan yang intens.
Kalah

diburu sukmaku di sepanjang langit berdarah
ringkik kuda dan mega yang lelah
angin luka di lembah-lembah
katakan cakrawala itu menyiksa laut
membusukkan musim yang belum matang
diburu sukmaku di kedalaman tidur di kedalaman
cahaya rumputan

kabut hitam datang dari belukar malam
melingkar-lingkar jadi ular
lalu memburu sukmaku
di sepanjang pengembaraan

di sepanjang jejak hujan yang telah kehilangan warna
di sepanjang zaman memburuku
memburu sukmaku
menjilat darahku
lalu kutancapkan mayat dan kenanganku di udara
sebagai bendera kekalahan
putih tak berdaya.
Solo, 1981

Sumber: Horison (Februari, 1982)

Analisis Puisi:
Puisi "Kalah" karya Kriapur adalah karya yang penuh dengan gambaran visual dan metafora yang kuat. Puisi ini menggambarkan perasaan kekalahan dan perburuan yang intens.

Gambaran Perburuan: Puisi ini dimulai dengan gambaran perburuan yang kuat. Penyair menggunakan kata-kata seperti "diburu sukmaku" dan "ringkik kuda" untuk menciptakan gambaran tentang perburuan yang sedang berlangsung. Ini bisa diartikan sebagai upaya seseorang untuk mencapai tujuannya atau impian, yang terasa seperti berperang melawan berbagai rintangan.

Penggunaan Metafora: Puisi ini penuh dengan penggunaan metafora yang kuat. Misalnya, "angin luka di lembah-lembah" menggambarkan perasaan melankolis atau penderitaan. "Cakrawala itu menyiksa laut" adalah contoh lain dari metafora yang menciptakan gambaran tentang ketidakstabilan atau ketegangan dalam situasi.

Kabut Hitam: Kabut hitam yang datang dari "belukar malam" adalah gambaran visual yang mengesankan tentang kegelapan atau ketidakpastian yang mendalam. Kabut ini juga melambangkan sesuatu yang menghalangi atau mengaburkan pandangan, menciptakan ketidakjelasan dalam situasi.

Jejak Hujan yang Kehilangan Warna: Jejak hujan yang kehilangan warna adalah metafora yang menggambarkan perasaan kehilangan atau penurunan semangat. Hujan yang kehilangan warna mewakili harapan yang memudar atau upaya yang sia-sia.

Bendera Kekalahan: Puisi ini berakhir dengan gambaran tentang mayat dan kenangan yang diangkat sebagai "bendera kekalahan." Ini menciptakan kesan tentang penerimaan kekalahan dan kemunduran. Bendera putih yang tak berdaya melambangkan penyerahan dan akhir dari perjuangan.

Secara keseluruhan, puisi "Kalah" adalah karya yang penuh dengan gambaran yang kuat tentang perburuan, kegelapan, dan kekalahan. Penggunaan bahasa metaforis menciptakan nuansa yang mendalam dan penuh emosi dalam puisi ini, menjadikannya refleksi tentang perjuangan dan penerimaan dalam menghadapi kegagalan.

Puisi: Kalah
Puisi: Kalah
Karya: Kriapur

Biodata Kriapur:
  • Kriapur (akronim dari Kristianto Agus Purnomo) lahir pada tahun 1959 di Solo.
  • Kriapur meninggal dunia pada tanggal 17 Februari 1987 dalam sebuah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Batang, Pekalongan, Jawa tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.