Puisi: Bahasa Langit (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Bahasa Langit" karya Acep Zamzam Noor mengajak pembaca untuk meresapi kekayaan bahasa yang terkandung di langit dan alam sekitar.
Bahasa Langit


Bernyanyilah dalam getar bunga-bunga
Atau duduk saja menghikmati malam
Mungkin angin akan datang menengokmu dengan kecemasan
Tapi yang ingin diucapkannya
Adalah nyanyian yang terpendam tahun-tahunmu

Bernyanyilah dalam selimut batu-batu
Atau mengembara dalam hujan kata-katanya
Sebab langit yang turun adalah sahabat bumi
Yang menyiram kebun-kebun asuhannya. Itulah bahasa
Tapi matamu telah buta membacanya


1984

Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Bahasa Langit" karya Acep Zamzam Noor adalah karya puitis yang memancarkan keindahan alam dan mengajak pembaca untuk meresapi kekayaan bahasa yang terkandung di langit dan alam sekitar. Dengan pilihan kata yang mendalam, penyair menciptakan gambaran yang memikat dan meminta pembaca untuk merenung.

Panggilan untuk Bernyanyi: Puisi dimulai dengan panggilan untuk bernyanyi, baik dalam getar bunga-bunga maupun dalam kesunyian malam. Ini menciptakan gambaran akan keindahan dan kedamaian yang bisa ditemukan dalam keheningan alam.

Dialog dengan Angin: Ada sentuhan mistis dalam puisi ini ketika angin disajikan sebagai entitas yang datang menengok dengan kecemasan. Dialog antara manusia dan alam menciptakan hubungan yang erat antara keduanya.

Nyanyian yang Terpendam: Puisi menyiratkan bahwa alam memiliki suatu bentuk nyanyian yang terpendam selama bertahun-tahun. Ini bisa diartikan sebagai kebijaksanaan atau pesan yang terpendam dalam kejadian-kejadian alam.

Selimut Batu-Batu dan Hujan Kata-KataPenyair  mengajak pembaca untuk bernyanyi dalam selimut batu-batu, menghadirkan gambaran tentang keindahan alam yang keras dan tetap menyimpan kelembutan. Hujan kata-kata menciptakan gambaran keindahan dalam ekspresi dan kekayaan bahasa.

Hubungan Antara Langit dan Bumi: Puisi menggambarkan hubungan yang erat antara langit dan bumi. Langit turun sebagai sahabat bumi, menyiram kebun-kebun asuhannya. Ini menciptakan citra keharmonisan alam dan saling ketergantungan antara unsur-unsur alam.

Bahasa yang Tak Dapat Dibaca oleh Matamu: Puisi ditutup dengan ungkapan yang membangkitkan rasa penasaran dan kebingungan. Meskipun langit dan alam berbicara dengan bahasa mereka sendiri, matamu telah buta membacanya. Ini bisa diartikan sebagai kehilangan kemampuan manusia untuk memahami keindahan dan pesan alam.

Puisi "Bahasa Langit" karya Acep Zamzam Noor adalah suatu karya yang puitis dan mendalam. Dengan pilihan kata yang indah, penyair berhasil menciptakan gambaran tentang kekayaan bahasa alam dan hubungan yang erat antara manusia, langit, dan bumi. Puisi ini mengajak pembaca untuk meresapi keindahan alam, merenungkan pesan yang terpendam, dan menyadari betapa pentingnya menjaga keseimbangan dan harmoni dengan alam. Dengan kata-kata yang puitis, Acep Zamzam Noor berhasil menciptakan suatu karya yang menginspirasi dan memotivasi pembaca untuk lebih menghargai keindahan alam dan bahasa yang diciptakannya.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Bahasa Langit
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.