Puisi: Orkes Pengantin (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Orkes Pengantin" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya sastra yang mendalam dan penuh makna. Penyair dengan cermat menggunakan ....
Orkes Pengantin


Untukmu, ranjang basah pada tanah
dan daun yang tiba-tiba rebah
tak usah gorden terbuka: sebab ada yang lebih fana
untukmu, lukisan mawar dan parfum dan ciuman.

masuklah dalam perangkapku
pada lukisan jendela terbuka: memandang
dunia lepas. dan cermin pada dinding: memandang
jagat rohani, masuklah, sebelum mengekal dalam
kalender pada tembok, -- usia yang kembali terlipat
dan terlepas ke lantai.


1988

Sumber: Nikah Ilalang (1995)

Catatan:
Puisi ini pernah dimuat di majalah Horison edisi Maret, 1989.

Analisis Puisi:
Puisi "Orkes Pengantin" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tentang kehidupan, cinta, dan kematian. Dalam puisi ini, penyair menciptakan gambaran metaforis tentang perasaan dan pengalaman manusia dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan.

Metafora Ranjang Basah pada Tanah dan Rebahnya Daun: Baris pertama puisi ini menciptakan metafora ranjang basah pada tanah dan rebahnya daun, mencerminkan perasaan yang rumit dan dinamis dalam hubungan cinta. Ranjang basah mengacu pada perasaan-perasaan yang kuat, dan rebahnya daun menggambarkan perubahan dan ketidakstabilan yang tak terduga.

Kehidupan yang Fana dan Cinta yang Lebih Fana: Penyair menyatakan bahwa ada yang lebih fana daripada gorden terbuka, yaitu lukisan mawar, parfum, dan ciuman. Ini menunjukkan bahwa dalam perjalanan kehidupan, materi dan hal-hal fisik hanya sementara, namun cinta adalah hal yang lebih fana dan mendalam.

Perangkap Lukisan Jendela Terbuka dan Cermin di Dinding: Dalam baris selanjutnya, penyair mengundang pembaca untuk masuk dalam "perangkap" lukisan jendela terbuka dan cermin di dinding. Metafora ini menunjukkan keinginan untuk memandang dunia secara luas dan refleksi diri yang mendalam. Penyair mengajak kita untuk melihat dunia lepas dan jagat rohani sebagai bagian dari pengalaman hidup yang mengubah cara kita memahami diri dan kehidupan.

Kalender pada Tembok dan Usia yang Kembali Terlipat: Penyair juga menyentuh tema kematian dengan menyebutkan kalender pada tembok dan usia yang kembali terlipat dan terlepas ke lantai. Ini menandakan perjalanan waktu dan ketidakmampuan manusia untuk menghentikan proses menua dan kematian. Metafora ini juga menekankan sifat sementara kehidupan dan pentingnya menghargai setiap momen yang kita miliki.

Puisi "Orkes Pengantin" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya sastra yang mendalam dan penuh makna. Penyair dengan cermat menggunakan metafora dan gambaran untuk menggambarkan perasaan dan pengalaman manusia dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan, cinta, dan kematian. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang esensi kehidupan, cinta yang mendalam, dan kenyataan kematian yang tak terelakkan.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Orkes Pengantin
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.