Puisi: Sebesar-besar, Setinggi-tinggi (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Sebesar-besar, Setinggi-tinggi" mendorong kita untuk merenungkan nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, dan penghormatan yang tulus ...
Sebesar-besar, Setinggi-tinggi

"Kami mengucapkan terima kasih
Sebesar-besarnya, dan
Setinggi-tingginya
Kepada Bapak Bupati Yang telah berkenan
Membantu desa kami."

Di luar, di bawah jendela aula
Seorang murid SD kelas enam berkata
"Terima kasihnya Untuk Tuhan tidak tersisa."

1998

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998)

Analisis Puisi:

Puisi "Sebesar-besar, Setinggi-tinggi" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang singkat namun mengandung kedalaman makna.

Penghargaan dan Terima Kasih: Puisi ini dimulai dengan ungkapan penghargaan dan terima kasih yang sangat formal kepada Bapak Bupati atas bantuannya kepada desa. Penggunaan kata-kata "sebesar-besarnya" dan "setinggi-tingginya" menunjukkan tingkat penghormatan yang tinggi dan ekspresi terima kasih yang mendalam.

Kritik Tersembunyi: Namun, di luar aula tempat diucapkan terima kasih tersebut, seorang murid SD mengungkapkan pandangannya yang kritis. Dengan mengatakan "Terima kasihnya Untuk Tuhan tidak tersisa," murid tersebut menunjukkan bahwa terima kasih seharusnya juga ditujukan kepada Tuhan, bukan hanya kepada manusia.

Kontras Antara Formalitas dan Kejujuran: Puisi ini menggambarkan kontras antara formalitas yang sering terjadi dalam ungkapan terima kasih resmi dan kejujuran sederhana seorang anak. Sementara para pemimpin dan tokoh masyarakat menggunakan bahasa formal yang berlebihan, seorang anak mengungkapkan kejujurannya dengan kalimat yang sederhana namun tajam.

Pesan Kritis dan Refleksi Sosial: Melalui puisi ini, Taufiq Ismail mungkin ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya kejujuran, kesederhanaan, dan penghormatan yang tulus dalam ungkapan terima kasih. Puisi ini juga bisa dianggap sebagai refleksi terhadap kondisi sosial di mana formalitas sering kali mengalahkan kejujuran dan keikhlasan.

Dimensi Spiritualitas: Ungkapan anak SD tentang terima kasih kepada Tuhan menambah dimensi spiritualitas dalam puisi ini. Hal ini mengajarkan bahwa rasa syukur seharusnya juga ditujukan kepada Yang Maha Kuasa, bukan hanya kepada manusia.

Puisi "Sebesar-besar, Setinggi-tinggi" menggambarkan perbedaan antara formalitas dalam penghargaan dan kejujuran sederhana. Melalui kontras ini, Taufiq Ismail mendorong kita untuk merenungkan nilai-nilai seperti kesederhanaan, kejujuran, dan penghormatan yang tulus dalam interaksi sosial kita.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Sebesar-besar, Setinggi-tinggi
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.