Puisi: Tak Mengapa dengan Mimpi (Karya A. Munandar)

Puisi "Tak Mengapa dengan Mimpi" karya A. Munandar menggambarkan perasaan seseorang yang merasa kehilangan dan terputus dari kenangan serta harapan.
Tak Mengapa dengan Mimpi

Tak bernyawa suara ini
Tak bertali kenangan itu
Dari dimana aku mencari
Sampai kemana aku menunggu.

Tak mengapa dengan Mimpi
Tak mengapa dengan Bunga Hati
Membiru saja dengan iri
Sebab hujan ingin mengganti.

13 Oktober 2017

Analisis Puisi:
Puisi "Tak Mengapa dengan Mimpi" karya A. Munandar adalah sebuah karya sastra yang pendek namun memuat perasaan yang mendalam dan sering kali ambigu. Puisi ini menggambarkan perasaan seseorang yang merasa kehilangan dan terputus dari kenangan serta harapan.

Kehilangan dan Keputusasaan: Puisi ini menciptakan suasana yang penuh dengan kehilangan dan keputusasaan. Penyair merasa "Tak bernyawa suara ini" dan "Tak bertali kenangan itu," yang menggambarkan perasaan terputus dari sesuatu yang berarti dalam hidupnya. Ini bisa mencerminkan pengalaman pribadi yang menyakitkan atau perasaan melibatkan hilangnya sesuatu yang berharga.

Mimpi dan Harapan: Puisi ini mempertimbangkan peran mimpi dan harapan dalam mengatasi keadaan yang sulit. Penyair menyatakan bahwa "Tak mengapa dengan Mimpi" dan "Tak mengapa dengan Bunga Hati," yang menunjukkan bahwa, meskipun terjadi kehilangan, mimpi dan harapan tetap ada. Mimpi dan harapan mungkin menjadi sumber kekuatan dan dorongan untuk melanjutkan meskipun ada rasa kekecewaan.

Perasaan Iri: Puisi ini juga menciptakan perasaan iri ("Membiru saja dengan iri") yang mungkin merujuk pada perasaan cemburu atau hasrat untuk memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain. Rasa iri ini bisa menjadi sumber ketidakpuasan dan kemarahan.

Penggantian Hujan: Puisi ini berakhir dengan pernyataan "Sebab hujan ingin mengganti," yang bisa diartikan sebagai simbol alam atau waktu yang membawa perubahan. Hujan yang datang bisa menjadi metafora untuk pemulihan atau penyembuhan, menggantikan perasaan yang meresahkan dengan yang lebih baik.

Ketidakjelasan dan Ambiguitas: Puisi ini terasa cukup ambiguitas dan terbuka untuk interpretasi yang berbeda. Penyair tidak memberikan konteks yang jelas tentang apa yang menyebabkan perasaan kehilangan dan keputusasaan tersebut, sehingga membuat pembaca merenung dan menerka-nerka makna yang lebih dalam.

Secara keseluruhan, puisi "Tak Mengapa dengan Mimpi" menciptakan suasana perasaan yang kuat dan misterius. Penyair menggambarkan perasaan kehilangan dan keputusasaan, tetapi juga membiarkan ruang bagi harapan dan pemulihan melalui mimpi dan perubahan alam atau waktu. Ambiguitas dalam puisi ini memberikan kesempatan bagi pembaca untuk merenungkan arti yang lebih mendalam sesuai dengan pengalaman dan interpretasi mereka sendiri.

Arief Munandar
Puisi: Tak Mengapa dengan Mimpi
Karya: A. Munandar
© Sepenuhnya. All rights reserved.