Puisi: Variasi Atas Suatu Tanggapan Sesaat (Karya Asrul Sani)

Puisi "Variasi Atas Suatu Tanggapan Sesaat" karya Asrul Sani menggambarkan perasaan dan konflik dalam kehidupan manusia.
Variasi Atas Suatu Tanggapan Sesaat


Petandang mendendangkan kuda kampung di jalan 
sunyi
Pada malam yang jatuh kerut merut ke bumi
Serta rindu dendam dan matahari
Nanti berakhir pada burung bernyanyi, dan budak-
kecil sunyi sendiri

Lamban jatuh tali-temali
Dan berduka camar yang bertengger di tiang tinggi
Serta rindu dendam gelombang dan matahari
Nanti berakhir pada arus tiada berperi, dan pemukat 
sunyi sendiri

Ambillah keluhan dan buang segala sedu-sedan
Berlupa sementara akan keliling yang mengikat
Dan kita mau berlepas untuk suatu kenyataan  - 
merdeka,
Selamat saat masih sibuk dengan asmara sendiri

Jangan tunggu sampai kuda kampung bebas dari 
bersunyi,
Burung camar tiada lagi bertengger di tiang tinggi,
Harga besar, tetapi waktu singkat
Lambai kekasih! Putar kemudi dan mari berlari

Kuda dan camar telah berlepas dari yang sementara
Dan kini larut dari lesu dan kerja
Kita juga tidak lagi mau perduli,
Ada ruang dalam kelemahan malam untuk 
persiapan besok pagi!


Sumber: Mantera (1975)

Analisis Puisi:
Puisi "Variasi Atas Suatu Tanggapan Sesaat" karya Asrul Sani adalah sebuah karya sastra yang menciptakan gambaran yang kaya tentang perasaan manusia dan kondisi kehidupan.

Gambaran Malam yang Sunyi: Puisi ini dibuka dengan gambaran tentang malam yang sunyi, di mana "petandang mendendangkan kuda kampung di jalan sunyi." Gambaran malam yang sunyi menciptakan atmosfer yang tenang dan introspektif.

Kontras Antar Ketentuan: Puisi ini menciptakan kontras antara berbagai elemen, seperti malam dan matahari, rindu dan dendam, lamban dan cepat. Ini mencerminkan variasi dan dinamika dalam kehidupan dan perasaan manusia.

Gambaran Alam: Puisi ini memanfaatkan gambaran alam, seperti burung camar, gelombang, dan matahari, untuk menggambarkan perasaan manusia. Alam digunakan sebagai simbol untuk mencerminkan emosi manusia.

Asmara dan Pembebasan: Puisi ini menggambarkan perjalanan dari asmara pribadi menuju kebebasan. Ini menunjukkan bahwa terkadang kita perlu melepaskan diri dari perasaan pribadi yang membatasi kita agar bisa mencapai kebebasan sejati.

Pesan Optimisme: Meskipun ada konflik dan pertentangan dalam puisi ini, pesan akhirnya adalah optimis. Puisi ini mengajak pembaca untuk menjalani kehidupan dengan semangat positif dan mempersiapkan diri untuk hari yang akan datang.

Gaya Bahasa: Puisi ini menggunakan bahasa yang kaya dengan imageri yang kuat. Penyair menggunakan gambaran alam dan perasaan manusia untuk menciptakan suasana yang mendalam.

Puisi "Variasi Atas Suatu Tanggapan Sesaat" menggambarkan perasaan dan konflik dalam kehidupan manusia. Ini adalah karya sastra yang menggugah pemikiran dan mengajak pembaca untuk merenungkan tentang dinamika emosi manusia dalam konteks alam dan waktu.

Asrul Sani
Puisi: Variasi Atas Suatu Tanggapan Sesaat
Karya: Asrul Sani

Biodata Asrul Sani:
  • Asrul Sani lahir pada tanggal 10 Juni 1926 di Sumatera Barat.
  • Asrul Sani meninggal dunia pada tanggal 11 Januari 2004 (ada usia 77 tahun) di Jakarta, Indonesia.
  • Asrul Sani adalah salah satu pelopor Angkatan '45 (bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin).
© Sepenuhnya. All rights reserved.