Puisi: Dini Hari (Karya Beni Setia)

Puisi "Dini Hari" karya Beni Setia menggambarkan perubahan alam dengan bahasa yang indah dan mendalam.
Dini Hari


Bagai bangkai memendam larva
sebelum belatung muncul, bagai
daun-daun luruh dicumbu hujan
sebelum terurai humus ladang bambu.

: Setapak berkabut. Tanda rentangan
jadi tiada di dekat kuburan. Angin
menyapu cuat ranting meluruhkan
embun. Satu-dua gemeritik dari pipimu.

“Yang dari laut kembali ke lautan,”
kata burung hantu. Cecurut terbirit
memasuk liang di tepi tebing di bawah waru
jalan burai. Rentang kenang mengorak jejak.

2007

Analisis Puisi:
Puisi "Dini Hari" karya Beni Setia adalah karya yang pendek namun sarat dengan makna dan gambaran. Ini adalah sebuah puisi yang memanfaatkan bahasa metafora untuk menggambarkan perubahan alam dan mungkin juga perubahan dalam diri penyair.

Perubahan Alam: Puisi ini menggambarkan perubahan dalam alam dengan bahasa yang kuat. Puisi dimulai dengan perbandingan antara sesuatu yang tengah berkembang, seperti larva di dalam bangkai atau daun-daun yang jatuh sebelum menjadi humus. Ini menciptakan gambaran tentang proses alami perubahan dan transformasi.

Kabut dan Embun: Gambaran kabut dan embun muncul dalam puisi ini dan menciptakan atmosfer yang tenang dan misterius. Kabut dan embun adalah elemen-elemen yang sering dikaitkan dengan dini hari, ketika alam masih tidur dan masih terhalang kabut dan embun yang lembut.

Rentang Kenangan: Pada akhir puisi, penyair menggunakan frase "Rentang kenang mengorak jejak." Ini mungkin menggambarkan penyair yang merenungkan masa lalu dan mengikuti jejak-jejak kenangan yang telah terjadi. Ini bisa juga berarti bahwa kenangan adalah yang terakhir yang tersisa, yang akan mengikuti perubahan alam dan waktu.

Perubahan dalam Diri: Meskipun puisi ini secara eksplisit membicarakan perubahan alam, elemen-elemen metafora dan gambaran juga dapat diartikan sebagai perubahan dalam diri penyair. Puisi ini mungkin mencerminkan pemikiran penyair tentang perjalanan pribadi dan perubahan yang telah dialaminya.

Simbolisme Burung Hantu: Kata-kata burung hantu di tengah-tengah puisi, yang mengatakan, "Yang dari laut kembali ke lautan," mungkin memiliki makna khusus. Burung hantu sering dianggap sebagai simbol kebijaksanaan dan pemahaman. Ungkapan ini dapat diartikan sebagai pengingatan untuk kembali ke akar dan esensi kebijaksanaan dalam menghadapi perubahan.

Secara keseluruhan, "Dini Hari" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perubahan alam dengan bahasa yang indah dan mendalam. Puisi ini juga dapat diinterpretasikan sebagai refleksi tentang perubahan dalam kehidupan atau pemahaman pribadi penyair tentang perjalanan hidupnya.

Beni Setia
Puisi: Dini Hari
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.