Puisi: Kamis Petang (Karya Beni Setia)

Puisi "Kamis Petang" menghadirkan sebuah karya sastra yang memotret kehidupan manusia di tengah-tengah tragedi besar, namun tetap menemukan ....
Kamis Petang

Angin berkesiur lagi. Bagai jutaan ibu
yang serentak bangkit dari kuburan
[Tsunami] di Aceh dan mencari anak mereka.

Sementara para suami jadi batu karang
kadang lumut di dermaga dan lumpur
yang terpercik ombak. Serentak mencari anak.

Dan anak mereka? Seperti setiap kanak-kanak
: Riang naik ke langit. Berjumpalitan di awan
dan tidak henti mengejar-ngejar matahari. Riang.

- Ditumbuhi sayap. Tetap tidak kenal duka dunia.


Analisis Puisi:
Puisi "Kamis Petang" karya Beni Setia adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kekuatan alam dan kekuatan manusia dalam menghadapi tragedi, serta keabadian kegembiraan dan kebebasan jiwa anak-anak. Dengan penggunaan gambaran yang kuat dan bahasa yang mendalam, Setia menyampaikan pesan tentang kehidupan, kekuatan alam, dan ketahanan manusia.

Metafora Tsunami di Aceh: Puisi ini dimulai dengan metafora angin yang berkesiur seperti jutaan ibu yang bangkit dari kuburan, mengingatkan pembaca pada Tsunami yang menghantam Aceh. Tsunami tersebut melambangkan kekuatan alam yang luar biasa dan menggambarkan kehancuran serta kepedihan yang dialami oleh masyarakat Aceh.

Ketahanan dan Pencarian Keluarga: Berikutnya, puisi menyoroti ketahanan dan keberanian para suami dan ibu yang mencari anak-anak mereka yang hilang akibat Tsunami. Suami-suami menjadi batu karang, melambangkan ketahanan dan kekuatan fisik mereka, sementara ibu-ibu membangkitkan semangat dan keberanian seperti lumpur yang terpercik ombak.

Kebebasan dan Kegembiraan Anak-Anak: Meskipun dihadapkan pada tragedi besar, anak-anak di dalam puisi ini tetap mewakili kebebasan dan kegembiraan. Mereka naik ke langit, bermain dan mengejar matahari tanpa henti, tidak terbebani oleh duka dunia. Gambaran ini menggambarkan kepolosan dan kebebasan jiwa anak-anak yang tidak terpengaruh oleh kekerasan dan kehancuran di sekitar mereka.

Kehidupan dan Kematian: Puisi ini juga menyoroti tema kehidupan dan kematian, serta keabadian semangat manusia. Meskipun terjadi tragedi besar dan kehilangan yang mendalam, kehidupan terus berlanjut, dan semangat manusia tidak dapat dihancurkan oleh bencana alam atau penderitaan.

Harmoni Alam dan Manusia: Dalam "Kamis Petang", Setia menunjukkan harmoni antara alam dan manusia, serta kekuatan dan ketahanan yang dimiliki oleh keduanya. Meskipun alam bisa menjadi kekuatan yang menghancurkan, manusia tetap memiliki ketahanan dan semangat untuk bangkit dan melanjutkan hidup.

Puisi "Kamis Petang" adalah sebuah penggambaran yang kuat tentang kekuatan alam, ketahanan manusia, dan kebebasan jiwa. Dengan menggunakan bahasa yang mendalam dan gambaran yang kuat, Beni Setia menghadirkan sebuah karya sastra yang memotret kehidupan manusia di tengah-tengah tragedi besar, namun tetap menemukan kekuatan dan kegembiraan dalam semangat manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keterhubungan antara manusia dan alam, keberanian dalam menghadapi tantangan, serta keabadian semangat manusia dalam menghadapi kehancuran dan penderitaan.

Beni Setia
Puisi: Kamis Petang
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.