Sumber: Kompas (Minggu, 3 Februari 2013)
Analisis Puisi:
Puisi "Mesin Jahit Bayangan" karya Afrizal Malna merupakan sebuah karya yang membingkai pemikiran kompleks tentang keberadaan, bahasa, dan pengalaman manusia.
Metafora Mesin Jahit: Afrizal Malna menggunakan metafora mesin jahit sebagai representasi proses pembuatan dan pengalaman manusia. Mesin jahit menjadi simbol penggabungan antara dunia nyata dan dunia abstrak, antara realitas dan imajinasi.
Keberadaan dan Bahasa: Puisi ini menggambarkan keberadaan manusia dalam hubungannya dengan bahasa. Bahasa dianggap sebagai instrumen utama yang digunakan untuk merasakan, memahami, dan menggambarkan realitas. Namun, bahasa juga dianggap sebagai sesuatu yang dapat membingungkan dan membatasi pemahaman.
Keterbatasan dan Penjelajahan Bahasa: Malna menyoroti keterbatasan bahasa dalam menyampaikan pengalaman manusia. Dia mengeksplorasi upaya untuk melampaui batasan-batasan ini melalui pembelajaran bahasa, interpretasi, dan pengalaman lintas budaya.
Pencarian Identitas: Ada tema pencarian identitas yang kuat dalam puisi ini. Penyair mengeksplorasi hubungan antara ingatan, pengalaman, dan identitas individu dalam konteks perubahan sosial dan budaya.
Pengalaman dan Ingatan: Puisi ini mencerminkan perjalanan melalui pengalaman dan ingatan. Penyair merenungkan tentang bagaimana ingatan membentuk identitas, sekaligus menyadari bahwa ingatan itu sendiri dapat dipengaruhi oleh bahasa dan pengalaman masa kini.
Perubahan dan Kehilangan: Puisi ini menyentuh tema perubahan dan kehilangan, baik secara personal maupun kolektif. Meskipun malam terus berganti, namun perasaan kehilangan dan penyesalan akan kehilangan masih menyelinap di antara baris-baris puisi.
Dengan penggunaan bahasa yang kompleks dan metafora yang dalam, Afrizal Malna menciptakan sebuah karya yang merangsang pemikiran tentang identitas, bahasa, dan pengalaman manusia dalam keadaan yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan.
Puisi: Mesin Jahit Bayangan
Karya: Afrizal Malna
Biodata Afrizal Malna:
- Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.