Puisi: Ada yang Ingin Kukatakan (Karya Mawie Ananta Jonie)

Puisi "Ada yang Ingin Kukatakan" menggambarkan suara protes dan kegelisahan terhadap korupsi dan ketidakadilan dalam masyarakat.
Ada yang Ingin Kukatakan

Mendung dan hujan turun di atas genteng rumah,
mengetok kaca jendela irama gendang yang resah.

Sebuah puisi kubiarkan terbengkalai di layar kaca,
aku mencari tanda tanya untuk koruptor di luar penjara.

Ada yang ingin kukatakan dari yang lama kurasakan
tentang mereka yang menguasai palu keputusan.

Koruptor sudah membagi-bagi laut dan bumi negeri ini,
hukum dan pengadilan akankah jadi begini lagi?

Mendung pergi dan langit terang
tidak dengan sendirian pergi dan datang.

Amsterdam, 14 Maret 2008

Analisis Puisi:

Puisi "Ada yang Ingin Kukatakan" karya Mawie Ananta Jonie adalah sebuah karya yang menggambarkan kegelisahan dan kekhawatiran akan korupsi dan ketidakadilan di dalam masyarakat. Dengan menggambarkan suasana mendung dan hujan, penyair menciptakan gambaran metaforis tentang kegelapan dan ketidakpastian yang menyelimuti kondisi sosial dan politik.

Gambaran Alam: Penyair menggunakan gambaran alam, seperti mendung dan hujan, untuk menciptakan suasana yang gelap dan suram. Mendung dan hujan digambarkan sebagai metafora dari ketidakpastian dan kegelapan yang menghantui masyarakat akibat tindakan korupsi dan ketidakadilan.

Suara Protes dan Keresahan: Dalam puisi ini, terdapat suara protes dan keresahan terhadap tindakan koruptif yang merajalela di dalam masyarakat. Penyair menunjukkan ketidakpuasan terhadap pembagian sumber daya alam yang tidak adil serta sistem hukum yang terkesan tidak mampu menegakkan keadilan.

Tanda Tanya akan Masa Depan: Dengan pertanyaan retoris seperti "hukum dan pengadilan akankah jadi begini lagi?", penyair menyoroti kekhawatiran akan keberlanjutan korupsi dan kelemahan sistem hukum dalam menindak pelaku korupsi. Ini mencerminkan kegelisahan akan masa depan yang suram jika tindakan korupsi terus dibiarkan berlangsung.

Penutup yang Mencerahkan: Meskipun puisi ini menciptakan suasana yang suram, penutup puisi memberikan sedikit harapan dengan menggambarkan langit yang cerah dan mendung yang pergi. Ini dapat diinterpretasikan sebagai harapan bahwa, meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan, ada kemungkinan perubahan dan kecerahan di masa depan.

Panggilan untuk Tindakan: Secara keseluruhan, puisi ini dapat dipandang sebagai panggilan untuk tindakan dan perubahan dalam menghadapi korupsi dan ketidakadilan. Penyair menunjukkan kebutuhan akan kesadaran dan partisipasi aktif dalam memerangi ketidakadilan dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan bermartabat.

Puisi "Ada yang Ingin Kukatakan" menggambarkan suara protes dan kegelisahan terhadap korupsi dan ketidakadilan dalam masyarakat. Dengan menggunakan gambaran alam dan pertanyaan retoris, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi sosial dan politik yang mengancam kesejahteraan bersama, sambil menawarkan harapan akan perubahan di masa depan.

Puisi
Puisi: Ada yang Ingin Kukatakan
Karya: Mawie Ananta Jonie
© Sepenuhnya. All rights reserved.