Puisi: Angin Ribut (Karya Kinanthi Anggraini)

Puisi "Angin Ribut" karya Kinanthi Anggraini adalah puisi yang menggambarkan kekuatan dan kebrutalan angin ribut serta dampaknya pada lingkungan .....
Angin Ribut


Pagi ini baliho-baliho porak-poranda
ranting pohon akrab bersendawa
bangun mendengkuri angkasa raya
dan air yang menggenang di jalan raya.

Sementara embun sibuk mengucek mata
bersama angin yang memanggil bala tentara
memangkas habis hutan belantara
tergopoh-gopoh di antara jeritan fana.

Dan akhirnya tonjolan tanah menjadi rata
saksi dari kibaran angin mengundang air mata
melabrak pasangan yang sedang bercinta
serupa ikan yang melata dari kolamnya.


12 November 2013

Sumber: Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018)

Analisis Puisi:
Puisi "Angin Ribut" karya Kinanthi Anggraini adalah puisi yang menggambarkan kekuatan dan kebrutalan angin ribut serta dampaknya pada lingkungan dan kehidupan manusia. Dalam puisi ini, penyair menghadirkan gambaran tentang bagaimana angin ribut merusak, mengacaukan, dan mengubah tatanan alam dan masyarakat.

Gambaran Alam yang Hancur: Penyair memulai puisi dengan menggambarkan baliho-baliho yang porak-poranda akibat angin ribut. Ranting pohon akrab bersendawa, dan angin mengganggu ketenangan angkasa raya. Air menggenang di jalan raya, dan embun sibuk mengucek mata. Semua ini menciptakan gambaran alam yang kacau dan hancur karena angin ribut yang mengamuk.

Kekuatan Angin yang Mengerikan: Angin ribut digambarkan sebagai kekuatan yang mengerikan. Ia memanggil bala tentara dan memangkas hutan belantara dengan tergesa-gesa, meninggalkan jeritan fana di lingkungan yang menjadi korban.

Dampak pada Kehidupan Manusia: Puisi ini juga menggambarkan dampak angin ribut pada kehidupan manusia. Tanah yang semula tonjolan menjadi rata karena diterjang angin ribut. Pasangan yang sedang bercinta pun terganggu karena angin tersebut. Dengan gambaran seperti ikan yang melata dari kolamnya, penyair menyiratkan bahwa angin ribut merusak dan mengganggu ketenangan dan kebahagiaan manusia.

Puisi "Angin Ribut" karya Kinanthi Anggraini adalah puisi yang menggambarkan kekuatan dan kebrutalan angin ribut serta dampaknya pada alam dan kehidupan manusia. Penyair menghadirkan gambaran tentang bencana alam yang ditimbulkan oleh angin ribut dan bagaimana ia mengubah dan merusak tatanan alam dan masyarakat. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesadaran akan dampak dari bencana alam.

Kinanthi Anggraini
Puisi: Angin Ribut
Karya: Kinanthi Anggraini

Biodata Kinanthi Anggraini:
    Kinanthi Anggraini lahir pada tanggal 17 Januari 1989 di Magetan, Jawa Timur.

    Karya-karya Kinanthi Anggraini pernah dimuat di berbagai media massa lokal dan nasional, antara lain Horison, Media Indonesia, Indopos, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Basis, Sinar Harapan, Banjarmasin Post, Riau Pos, Lampung Post, Solopos, Bali Post, Suara Karya, Tanjungpinang Pos, Sumut Pos, Minggu Pagi, Bangka Pos, Majalah Sagang, Malang Post, Joglosemar, Potret, Kanal, Radar Banyuwangi, Radar Bojonegoro, Radar Bekasi, Radar Surabaya, Radar Banjarmasin, Rakyat Sumbar, Persada Sastra, Swara Nasional, Ogan Ilir Ekspres, Bangka Belitung Pos, Harian Haluan, Medan Bisnis, Koran Madura, Mata Banua, Metro Riau, Ekspresi, Pos Bali, Bong-Ang, Hayati, MPA, Puailiggoubat, Suara NTB, Cakrawala, Fajar Sumatera, Jurnal Masterpoem Indonesia, dan Duta Selaparang.

    Puisi-puisi Kinanthi Anggraini terhimpun di dalam buku Mata Elang Biru (2014) dan Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018). Karya-karyanya juga diterbitkan dalam cukup banyak buku antologi bersama.

    Nama Kinanthi Anggraini tertulis dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.