Analisis Puisi:
Puisi "Di Kaki-Kaki Tangkuban Perahu" karya Putu Oka Sukanta adalah sebuah karya yang penuh dengan pesan-pesan sosial dan politik.
Gambaran Malam yang Damai: Puisi ini dimulai dengan gambaran malam yang tenang dan damai, dengan suara-suara kecapi yang menandakan keindahan alam. Namun, ada juga kontras yang muncul dengan menyebut bahwa matahari dibernasikan, mengisyaratkan kegelapan politik atau krisis. Ini mungkin menggambarkan ketegangan antara alam dan manusia, serta antara alam dan kekuasaan.
Perjuangan Kaum Tani: Penyair memperkenalkan kaum tani yang berada di kaki Tangkuban Perahu. Mereka digambarkan sebagai pemain utama dalam perjuangan sosial dan politik. Kecapi digambarkan sebagai alat musik yang melambangkan kesatuan dan perlawanan. Tembang-tembang yang dinyanyikan oleh kaum tani mencerminkan perasaan mereka yang memiliki harapan dan tekad untuk menang dalam perjuangan mereka. Kesatuan ini menghadirkan simfoni yang tak pernah mati dalam hati manusia yang yakin akan kemenangan.
Perkembangan Politik Dunia: Puisi ini mencoba menghubungkan perjuangan kaum tani di Tangkuban Perahu dengan perkembangan politik global. Penyair menyebut berita dari Tiongkok dan Woschod (mungkin merujuk kepada Uni Soviet) yang mempengaruhi perjuangan dan simpati bagi pergerakan sosialis dan kemerdekaan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Namun, ada juga perasaan bahwa kekuasaan dinasti yang ada akan berakhir dan akan ada perubahan dalam kekuasaan.
Cinta dan Kesatuan dalam Revolusi: Penyair menyampaikan perasaan cinta dan kesatuan antara penyair dan kaum tani. Penyair mencoba untuk mengungkapkan cintanya kepada kaum tani, meskipun tidak mengucapkannya secara langsung. Ini adalah simbol cinta yang tulus dan kesatuan dalam perjuangan revolusi. Penyair juga menunjukkan pemahaman bahwa mereka bersama-sama dalam perjuangan yang tak akan berakhir.
Kesimpulan yang Penuh Harapan: Puisi ini diakhiri dengan nada penuh harapan. Meskipun ada kabut dingin dan malam yang akan datang, perjuangan dan semangat kaum tani tidak akan pernah mati. Mereka akan terus melawan setan desa dan menghapuskan ketidakadilan serta penghisapan. Kesatuan dan semangat perjuangan akan terus hidup di dalam mereka.
Puisi "Di Kaki-Kaki Tangkuban Perahu" adalah karya yang penuh dengan pesan sosial dan politik. Penyair menggambarkan perjuangan kaum tani sebagai simfoni yang tak akan mati, menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan cinta, kesatuan, dan harapan dalam konteks revolusi sosial dan politik. Puisi ini menginspirasi pembaca untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi ketidakadilan.
Karya: Putu Oka Sukanta