Puisi: Masuk Ramadhan (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Masuk Ramadhan" karya Kurniawan Junaedhie memberikan gambaran yang indah dan mendalam tentang pengalaman Ramadan. Dengan penggunaan kata ...
Masuk Ramadhan

Rotasi bulan 
Merengkuh Ramadan 
Perbanyak amalan

Di meja makan: 
Menatap menu Iftar
Mengalir ikhlas.

Di saat sahur
Nafsu nafsi dibenamkan 
Karna takwa

Jelang petang
Menahan hawa nafsu
Membuhul amal saleh

Langit meremang.
Di atas kuburan
Tak ada rembulan

Siang kerontang 
Sidnan Nabi melantun
Kuatkan takwa.

Pulang tarawih:
Gadis kecil berlenggang
Menyanyi Bimbo.


Analisis Puisi:
Puisi "Masuk Ramadhan" karya Kurniawan Junaedhie adalah pengamatan indah tentang pengalaman dan perasaan selama bulan suci Ramadan. Dalam analisis ini, kita akan membahas beberapa elemen kunci yang melibatkan ritme perubahan suasana dan nilai-nilai spiritual selama Ramadan.

Rotasi Bulan dan Merengkuh Ramadan: Puisi dimulai dengan penggambaran "rotasi bulan" yang merengkuh masuknya bulan Ramadan. Penggunaan kata "merengkuh" menciptakan citra bulan yang mendekati dan menyentuh Ramadan. Ini menciptakan nuansa perubahan yang damai dan sakral.

Ikhlas dan Amalan dalam Ramadan: Puisi menekankan pentingnya meningkatkan amalan selama Ramadan. Dengan pernyataan "Perbanyak amalan," penulis mengajak pembaca untuk merenung tentang upaya meningkatkan kebaikan dan kualitas spiritual selama bulan suci.

Saat-Saat Iftar dan Sahur: Puisi mengeksplorasi momen Iftar dan Sahur. Pada saat Iftar, ada kesadaran akan menu Iftar yang sekaligus menjadi momen refleksi tentang syukur dan berbagi. Sementara itu, pada saat sahur, penulis menekankan pentingnya menahan nafsu dan bertakwa.

Menahan Nafsu dan Amal Saleh: Puisi menyajikan gambaran jelang petang yang penuh tantangan untuk menahan hawa nafsu dan memperbanyak amal saleh. Ini menciptakan citra kesungguhan dalam beribadah dan menggambarkan perjuangan spiritual yang harus dihadapi selama Ramadan.

Keheningan di Kuburan dan Kuatnya Takwa: Pada bagian ini, puisi menciptakan citra keheningan di kuburan yang dipadukan dengan kekuatan takwa. Penggambaran "Langit meremang. Di atas kuburan, Tak ada rembulan" menciptakan atmosfer yang menenangkan dan menunjukkan keheningan spiritual.

Sidnan Nabi dan Kuatkan Takwa: Puisi menyentuh momen siang kerontang dengan lantunan Sidnan Nabi yang kuatkan takwa. Hal ini menunjukkan pentingnya menguatkan iman dan ketakwaan selama Ramadan melalui penghayatan agama.

Pulang Tarawih dan Kegembiraan Gadis Kecil: Puisi ditutup dengan gambaran kegembiraan seorang gadis kecil yang menyanyikan lagu Bimbo setelah pulang tarawih. Ini menciptakan gambaran keceriaan dan kebahagiaan di tengah ibadah, menunjukkan bahwa Ramadan juga merupakan waktu untuk kegembiraan dan bersenang-senang.

Puisi "Masuk Ramadhan" karya Kurniawan Junaedhie memberikan gambaran yang indah dan mendalam tentang pengalaman Ramadan. Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana, puisi ini berhasil menciptakan suasana spiritual dan kegembiraan yang berkaitan dengan bulan suci ini. Melalui pengamatan yang cermat terhadap momen-momen khusus dalam Ramadan, penulis mengajak pembaca untuk merenung dan merasakan keindahan spiritualitas selama bulan suci ini.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Masuk Ramadhan
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.