Puisi: Segulung Ombak di dalam Samudra Biru (Karya Mawie Ananta Jonie)

Puisi "Segulung Ombak di dalam Samudra Biru" merangkum perjalanan sejarah perjuangan Indonesia, menyoroti semangat perlawanan, tuntutan hak-hak, ...
Segulung Ombak di dalam Samudra Biru
(Sebuah Cerita Buat Anakku Pinta)


(1)

100 tahun yang lalu anakku, tatkala Nusantara bersuku-suku,
dia lahir dari kandungan mimpi dan kenyataan bergerak maju.

Seorang dokter berkelana dari kota ke kota,
berpropaganda meningkatkan derajat dan martabat bangsa kita.

Dengan Dana Studi, diketuknya pintu hati pemuda dan pelajar,
di Stovia cita cita ini mendapat angin panji berkibar.


(2)

Bulan Mei, ketika bunga musim semi mekar di pantai Barat,
di Timur Budi Utomo lahir ke pangkuan rakyat.

Anak jaman itu tumbuh membesar dengan angan angan,
untuk sebuah kemajuan di lekuk jalan dinyatakan.

Kau dengar anakku, dia bergagasan tani sampai industri,
supaya jadi kehidupan di negeri kita yang tak miskin ini.

maka dia menentang politik dan undang undang kolonial,
yang melarang kegiatan membahayakan ketertiban massal.


(3)

Tahun tahun merangkak naik dia mencari bumi tempat berpijak,
mempersatukan pemimpin pemimpin massa yang bergerak.

Dengan kekuatan ini anakku, mereka memperjuangkan program,
sebuah pemerintahan perlementer yang tak dibungkam.

Mereka tagih perbaikan aturan pemilihan yang ada,
persamaan hukum dan pengadilan bagi bangsa kita.


(4)

Anakku, dia gigih melawan perbedaan,
yang dapat mengobarkan diskriminasi antar golongan.

Bukan itu saja, Budi Utomo berbincang non-kooperasi,
tampil memberantas lintah darat bersama kaum tak berdasi.

Ikut aksi protes atas rintangan mengenai pergerakan,
protes atas pengawasan polisi dan ancaman pembuangan.

Menyokong pemogokan dan mencela tindakan penguasa,
atas penangkapan penangkapan pemimpin mereka.


(5)

Budi Utomo revolusioner dicap penguasa pembelok,
seorang pemimpinnya menjawab tanpa menunggu hari esok.

Waspadalah. Sekarang saatnya bagi tuan penjajah,
memberi apa yang kami inginkan tanpa tangan menadah.

Sekarang tuan penjajah masih bisa menuntun kami,
tapi berilah apa yang kami mau. Jangan tunggu lagi.

Saatnya akan tiba rakyat kehilangan kesabaran,
saat itu saat sekarang. Di mana kita berhadap-hadapan.


Amsterdam, 18 Mei 2008

Analisis Puisi:
Puisi "Segulung Ombak di dalam Samudra Biru" menggambarkan perjalanan sejarah perlawanan dan semangat perjuangan di Indonesia.

Kronologi Perjuangan: Puisi dimulai dengan retrospeksi sejarah, merentang dari 100 tahun lalu hingga saat ini. Ini menciptakan landasan kronologis yang memandu pembaca melalui berbagai tahap perjuangan.

Peran Budi Utomo: Budi Utomo diwakili sebagai kekuatan pendorong perubahan. Sebagai organisasi pemuda yang berfokus pada pendidikan dan pemajuan bangsa, Budi Utomo menjadi simbol semangat perubahan dan kemandirian.

Aksi dan Program Perjuangan: Puisi mencatat berbagai aksi dan program perjuangan, termasuk propaganda dokter keliling, perlawanan terhadap kolonialisme, tuntutan reformasi undang-undang pemilihan, dan perlawanan terhadap diskriminasi sosial.

Semangat Anti-Kolonial dan Perlawanan: Puisi menyoroti semangat anti-kolonial dan perlawanan terhadap penindasan. Aksi-aksi seperti protes, pemogokan, dan non-kooperasi dijadikan bukti bahwa bangsa ini tidak menerima ketidakadilan dengan diam.

Pemimpin Revolusioner dan Tantangan Penguasa: Puisi menekankan pemimpin revolusioner yang bersikap tegas dan langsung menantang penguasa penjajah. Tuntutan untuk memberikan hak-hak yang diinginkan rakyat menegaskan semangat perjuangan yang tak kenal kompromi.

Saat Puncak Perlawanan: Bagian terakhir puisi menyatakan bahwa saatnya bagi penjajah memberikan apa yang diminta oleh rakyat. Puisi menegaskan bahwa rakyat sudah kehilangan kesabaran dan tidak akan menunggu lebih lama lagi.

Tinjauan Kritis Terhadap Penguasa: Puisi menawarkan pandangan kritis terhadap penguasa penjajah, menekankan bahwa pemberian hak-hak yang diminta bukan lagi suatu kemurahan, melainkan keharusan.

Puisi "Segulung Ombak di dalam Samudra Biru" merangkum perjalanan sejarah perjuangan Indonesia, menyoroti semangat perlawanan, tuntutan hak-hak, dan tekad untuk meraih kemerdekaan. Melalui kisah perjuangan ini, Mawie Ananta Jonie menyampaikan pesan tentang kekuatan rakyat dalam meraih hak dan keadilan.

Puisi
Puisi: Segulung Ombak di dalam Samudra Biru
Karya: Mawie Ananta Jonie
© Sepenuhnya. All rights reserved.