Puisi: Surat tentang Kenangan (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Surat tentang Kenangan" menggambarkan perasaan penerimaan terhadap perubahan dalam hubungan, dituangkan melalui surat yang penuh makna.
Surat tentang Kenangan

Sudah kuterima suratmu tadi pagi. Selamat, aku senang. Pada akhirnya kamu menemukan pasangan. (Hidup ini memang penuh misteri 'kan?)

Jangan pernah mengatakan di antara kita sudah tidak ada cinta lagi. Jangan. Owah gingsiring kahanan iku saka kersaning Pangeran kang murbeng jagad. Jangan pernah mendahului kehendak Gusti Allah.

Astaga,  pernahkah kubilang kenangan (atau ingatan) bertukar rupa? Rasanya tidak. Telah kuberikan segalanya. Tak hanya kata-kata, juga rencana. Tapi, apa mau dikata, jika kehendak Tuhan lain. 

Mungkin ada hal-hal yang bisa kita lupakan. Tapi bukan mustahil ada lebih banyak lagi hal-hal yang tetap (harus) kita ingat dalam perjalanan waktu. Maafkan, bila aku tak mampu mengingat-ingatnya, apalagi menyimpannya. Semuanya kutitipkan saja padamu..(Jangan simpan sembarangan. Ingatlah perasaan pasangan.)

Sekali lagi, selamat, aku senang. Pada akhirnya kamu menemukan pasangan. Aku yakin, ialah orang yang dikirim Tuhan menjadi teman hidup bagimu untuk selama-lamanya. (Dan, ssst, jangan pikirkan dan ingat-ingat aku lagi. Move on!)

Tentu, aku tak mau buru-buru melupakanmu. Ingatan itu fana. Kenangan abadi. Ingatan pendek. Kenangan panjang. (Benar kan?)

Desember, 2014

Analisis Puisi:

Puisi "Surat tentang Kenangan" menyoroti tema tentang perpisahan, kenangan, dan menerima perubahan dalam hubungan interpersonal.

Surat Sebagai Medium Komunikasi: Puisi ini menggunakan format surat sebagai medium untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pesan penyair kepada penerima surat. Surat tersebut menjadi wadah untuk mengekspresikan perasaan terhadap perubahan dalam hubungan.

Tema Perpisahan dan Kenangan: Puisi ini mengeksplorasi tema perpisahan dan kenangan. Penyair menerima kabar bahwa penerima surat telah menemukan pasangan hidupnya, yang mengisyaratkan bahwa hubungan mereka telah berakhir. Kenangan tentang hubungan tersebut terasa kuat dalam surat, ditandai dengan perasaan campur aduk antara kebahagiaan atas kebahagiaan pasangan dan kesedihan atas akhir hubungan mereka.

Keberadaan Kenangan: Penyair menyampaikan bahwa meskipun hubungan itu berakhir, kenangan tetap abadi. Kenangan di dalam surat tersebut dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari hubungan, meskipun hubungan itu telah berakhir.

Menerima Perubahan: Puisi ini mencerminkan penerimaan penyair terhadap perubahan dalam hubungan. Meskipun sulit untuk melupakan kenangan, penyair mengakui bahwa pasangan tersebut adalah pilihan Tuhan dan mendorong penerima surat untuk "move on" dan melanjutkan hidup dengan pasangan barunya.

Religiositas: Dalam puisi ini, terdapat sentuhan religiositas yang kuat. Penyair mengingatkan penerima surat untuk tidak menentang kehendak Tuhan dan untuk menerima bahwa pasangan baru adalah anugerah dari-Nya.

Gaya Bahasa yang Menyentuh: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun menyentuh, dengan sentuhan religius yang mendalam. Bahasa yang digunakan memberikan kesan emosional yang kuat, merangkum perasaan penyair dengan singkat namun kuat.

Puisi "Surat tentang Kenangan" adalah puisi yang menggambarkan perasaan penerimaan terhadap perubahan dalam hubungan, dituangkan melalui surat yang penuh makna. Melalui penggunaan kata-kata yang sederhana namun penuh emosi, puisi ini berhasil menyampaikan pesan tentang menerima perubahan dan melanjutkan hidup dengan penuh kepercayaan kepada Tuhan.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Surat tentang Kenangan
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.