Analisis Puisi:
Puisi "Lebaran di Gaza" karya Raedu Basha adalah sebuah karya yang memadukan suasana kegembiraan Idul Fitri dengan realitas kehidupan yang keras di Gaza, Palestina.
Keselarasan Kontras: Puisi ini menggambarkan kontras antara suasana kegembiraan Idul Fitri dengan keadaan konflik yang terjadi di Gaza. Meskipun umat Muslim di Gaza merayakan lebaran dengan sukacita, kegembiraan mereka selalu terancam oleh ancaman dan konflik yang melingkupi mereka.
Simbolisme Takbir dan Kembang Api: Takbir dalam puisi ini memiliki makna ganda. Selain menjadi seruan untuk merayakan lebaran, takbir juga menjadi simbol perlawanan dan keberanian umat Muslim di Gaza dalam menghadapi penindasan. Kembang api yang disamakan dengan lontaran senapan menunjukkan bahwa mereka harus merayakan lebaran sambil menghadapi ancaman yang nyata.
Gaza sebagai Latar: Gaza digambarkan sebagai kota yang genting, tempat di mana kehidupan selalu dalam ketegangan dan konflik. Meskipun demikian, umat Muslim di Gaza tetap merayakan Idul Fitri dengan penuh semangat dan keberanian meskipun dihadapkan pada bahaya dan ketakutan.
Pesawat Zion sebagai Ancaman: Pesawat Zion yang disebut dalam puisi menjadi simbol dari kekuatan dan penindasan yang dihadapi umat Muslim di Gaza. Ancaman tersebut tidak menghentikan semangat perlawanan dan kegembiraan mereka dalam merayakan lebaran, namun juga menunjukkan betapa sulitnya kehidupan di bawah penjajahan dan blokade.
Tangkapan sebagai Simbol Kemenangan: Puisi ini mengajak umat Muslim di Gaza untuk tetap kuat dan berani melawan penindasan. Tangkapan nelayan yang disebutkan dalam puisi menjadi simbol kemenangan dan keberanian dalam menghadapi musuh, meskipun dalam situasi yang penuh dengan risiko dan ketidakpastian.
Dengan demikian, puisi "Lebaran di Gaza" adalah sebuah puisi yang menggambarkan semangat dan keberanian umat Muslim di Gaza dalam merayakan Idul Fitri meskipun dihadapkan pada ancaman dan penindasan yang nyata. Puisi ini mengajak pembaca untuk memahami kompleksitas kehidupan di Gaza dan menghargai keteguhan hati umat Muslim dalam menjalani kehidupan di tengah konflik yang berkepanjangan.
Karya: Raedu Basha