Dormitori
Kami pergi dan pulang
saat pagi dan petang
belum sempurna
mencipta dan menghapus
bayang-bayang
Kami pergi memasang sepatu
mengancing seragam
dan berlalu dari pintu
sampai ketemu malam
Sampai kami pulang serupa bulan
lelah dan lamban
melewati petak-petak kamar
dan ketika sadar diintip bintang-bintang
kami bergegas malu memasuki pintu
mencopot sepatu
menggantung seragam
lalu telentang di ranjang karat
menatap langit-langit
yang dihuni kawan-kawan senasib
kamar demi kamar, bertingkat
seperti ranjang besi kami
kelak akan menyentuh langit tinggi
Di sini kami hidup berbagi
ruang dan tempat tidur
(jam-jam lembur, jam-jam dengkur)
tiap udara yang kami hirup
adalah udara yang sama
dari bau bacin + asin keringat + sepotong lagu,
“bagimu pabrik kami mengabdi
padamu dormitori kami mengadu!”
Ya, Dormitori dunia kami
dunia dari dunia yang dicipta kembali
di bawah perputaran lamban
bulan, bintang dan matahari.
Batam, 2008-Yogya, 2009
Catatan:Dormitori: Mess buruh pabrik.
Karya: Raudal Tanjung Banua