Puisi: Jarak, Saat Menjauh (Karya Dimas Arika Mihardja)

Puisi "Jarak, Saat Menjauh" menggambarkan kompleksitas hubungan manusia, di mana kehangatan, kerinduan, dan penyesalan saling berbaur.
Jarak, Saat Menjauh

Tentu saja aku meluka! Masih kuhafal harum parfum di leher jenjang saat ayat tiba-tiba menyayat: aku lebih dekat dari urat lehermu.

Kekasihku, jangan lagi kau siksa aku dengan berlaksa jarak aku masih ingin berlama-lama di atas ranjang gelombang bersama mengambang di langit kamar dan menulis kaligrafi.

Kereta senja menjelang dan aku mengejang mengeja bayang menghilang: tinggalkan senyum itu!

2010

Analisis Puisi:

Puisi "Jarak, Saat Menjauh" karya Dimas Arika Mihardja menghadirkan gambaran tentang perasaan kehilangan, keintiman, dan penyesalan dalam hubungan yang diwarnai oleh jarak fisik dan emosional.

Gelombang Emosi: Puisi ini menciptakan gelombang emosi yang kuat. Penyair mencurahkan perasaan kekecewaan, kehilangan, dan kerinduan yang mendalam. Bahkan dalam kesedihan dan kesulitan, terdapat keinginan untuk tetap berada dalam momen-momen kebersamaan yang berarti.

Simbolisme Jarak: Jarak, baik dalam arti fisik maupun emosional, menjadi tema dominan dalam puisi ini. Jarak fisik terkadang menjadi metafora dari jarak emosional yang tercipta antara dua individu dalam hubungan. Meskipun demikian, jarak tersebut juga dihadapi dengan penuh penyesalan dan keinginan untuk mendekatkan diri.

Kerinduan akan Kehangatan: Penyair menciptakan gambaran kehangatan hubungan yang terlukis melalui harum parfum, ranjang gelombang, dan senyum. Namun, kehadiran jarak mengaburkan kehangatan tersebut, menciptakan perasaan kehilangan dan nostalgia.

Ekspresi Penyesalan: Ada ekspresi penyesalan dalam puisi ini, yang tercermin dari kata-kata penyair yang menyatakan kesedihannya terhadap jarak yang tercipta. Penyesalan tersebut mungkin disebabkan oleh kesadaran akan keretakan hubungan dan kehilangan momen-momen berharga.

Panggilan untuk Perubahan: Penyair, meskipun terluka dan kecewa, masih mempertahankan harapan untuk perubahan. Permohonan kepada kekasih untuk meninggalkan senyum yang terukir menggambarkan keinginan untuk mengakhiri siksaan emosional dan mungkin memulai kembali hubungan dengan cara yang lebih sehat.

Dengan demikian, puisi "Jarak, Saat Menjauh" adalah puisi yang menggambarkan kompleksitas hubungan manusia, di mana kehangatan, kerinduan, dan penyesalan saling berbaur. Melalui kepekaan emosional penyair, pembaca diundang untuk merenung tentang dinamika hubungan dan pentingnya menjaga keintiman serta mengatasi jarak yang mungkin terjadi.

"Puisi: Jarak, Saat Menjauh"
Puisi: Jarak, Saat Menjauh
Karya: Dimas Arika Mihardja
© Sepenuhnya. All rights reserved.