Kopi Hitam Arang
Kopi hitam arang
nyalakan mata kami
di warung-warung redup
pinggir jalan
Seperti biji-biji kopi
saat dirajang dan dipanggang ibu
di atas tungku ladang yang jauh.
Mata kami nyalang sekarang
di cekungnya kami temukan cawan
berbagi sesama kawan
lewat saling pandang.
Hisap, habiskan,
hingga dasar
tinggal dedak!
Dan endapan hitam arang
kami jadikan bahan coretan
di jalan-jalan. Di tanganku
menjelma jadi tinta
menulis rindu dan kesakitan!
Karya: Raudal Tanjung Banua